Rudal anti tank yang mampu diluncurkan dari helikopter masih jadi barang langka bagi militer Indonesia. Satu-satunya yang ada yakni AT-9 milik Puspenerbad TNI AD yang dipasang pada heli serbu Mil Mi-35P Hind buatan Rusia. Namun, jika tak ada pergeseran jadwal, bersama dengan datangnya pesanan delapan unit AH-64E Apache Guardian pada tahun 2017, maka Indonesia akan mengoperasikan rudal AGM-114R3 Hellfire, rudal taktis udara ke permukaan, yang salah satu perannya sebagai tank killer.
Lewat program FMS (Foreign Military Sales) yang dikucurkan pada tahun 2012, Indonesia mempersiapkan logistik amunisi AH-64 Apache berikut 140 unit rudal AGM-114R3 Hellfire dan 32 unit peluncurnya M299A1. Mengutip sumber dari militaryaerospace.com (18/9/2014), produksi pesanan rudal untuk Indonesia bersamaan dengan order rudal sejenis dari Irak, Yordania, Qatar dan Arab Saudi. Menurut sumber tersebut, seluruh pesanan sudah akan rampung pada bulan November 2016.Merujuk pernyataan beberapa petinggi yang menyebut Apache akan ditempatkan untuk mengawal wilayah Natuna, maka keberadaan Hellfire jelas mempunya daya deteren tersendiri, dengan asumsi yang jadi lawan potensial adalah kekuatan militer Cina. Nama Hellfire sudah cukup melegenda, bisa dibilang debut rudal ini begitu tersohor dalam sepak terjang Perang Teluk. Dan hampir di setiap gelar operasi militer AS diberbagai penjuru dunia, nama Hellfire selalu dikaitkan. Selain AS, kiprah rudal ini juga lekat digunakan militer Israel. Tak cuma moncer dilepas dari heli serbu macam Apache dan Super Cobra, Hellfire juga dapat dilepaskan dari drone Predator (UCAV/Unmanned Combat Aerial Vehicle). Bahkan pemimpin Hamas, Ahmed Yasin pun disebutkan tewas pada tahun 2014 akibat terjangan rudal ini.
Hellfire dari tipenya dibagi dua, yakni air to surface dan surface to surface missile. Yang dibeli TNI sudah pasti tipe yang pertama disebut. Dari historinya, Hellfire pertama kali diluncurkan pada tahun 1984. Awalnya rudal ini diproduksi Rockwell International, namun kini digarap Hellfire Systems LLC, perusahaan hasil joint venture antara Lockheed Martin dan Boeing.Dalam rentang operasinya yang panjang, Hellfire sudah menelurkan beberapa varian dengan keunggulan dan karakteristik tersendiri. Dan yang paling baru adalah AGM-114R Hellfire II, label R kerap disebut sebagai Hellfire Romeo. Sementara yang di ekspor diberi kode AGM-114R3 Hellfire, selain ada versi R1 dan R2.
Lantas apa yang jadi keunggulan Hellfire untuk TNI AD? Rudal penghantar “api neraka” ini bergerak dengan pemandu laser semi aktif. Rudal dapat mencari target secara mendiri (autonomous), atau sasaran sudah ditentukan dengan penanda remote laser. Hellfire dilengkapi three–axis inertial measurement unit, memungkinkan rudal menyerang sasaran dari samping dan dari sisi belakang. ulu ledaknya dilengkapi dengan mode fragmentasi, yakni akan meledak sesaat sebelum mengenai sasaran. Hulu ledaknya bersifat multi purpose dengan kombinasi kemampuan HEAT, metal augmented charge dan shaped charge, artinya rudal sanggup menghajar sasaran berupa hard, soft, dan enclosed target. Rudal yang per unitnya dibandrol US$99.600, punya jarak tembak mencapai 8.000 meter dengan kecepatan Mach 1.3 (1.591 Km per jam). (Gilang Perdana)Spesifikasi AGM-114R3 Hellfire :
- Target : All Target Types
- Length : 1,62 meter
- Diameter : 17,7 centimeter
- Wingspan : 0,71 meter
- Range : 8,000 meter
- Guidance : Semi-active laser homing
- Warhead : Multi-function warhead
- Weight missile : 50 kg
- Weight warhead : 8 – 9 kg
- Speed : Mach 1.3
- Engine : single stage solid propellant Thiokol TX-657 solid-fuel rocket motor