Ardava.com


Home » , , , , , , , , , » Pertempuran Udara Amerika Hadapi Kelemahan Serius

Pertempuran Udara Amerika Hadapi Kelemahan Serius

Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Rabu, 04 Mei 2016

Kecemasan Hantui Departemen Pertahanan Amerika

Pertempuran Udara Amerika Hadapi Kelemahan Serius

Dalam 25 tahun sejak runtuhnya Uni Soviet, Pentagon tidak memiliki prioritas dalam membangun superioritas udara dan terlalu puas karena tidak ada yang menyaingi. Tetapi kini kecemasan menghantui Departemen Pertahanan. Baik Donald Rumsfeld atau Robert Gates telah mengurangi kekuatan udara secara signifikan hingga Angkatan Udara AS hanya memiliki dari 186 F-22 Raptor dari kebutuhan minimum 381. Dan yang lebih buruk F-22 belum menerima upgrade yang akan menjaga mereka di puncak permainan mereka.

Raptor bahkan tidak memiliki sistem cueing helm-mount atau belum bisa membawa AIM-9X yang merupakan versi terbaru dari rudal Sidewinder. Dan mungkin yang lebih mengganggu adalah bahwa Angkatan Udara telah mengintegrasikan AIM-120D AMRAAM di pesawat, tetapi versi terbaru rudal udara ke udara dipandu radar aktif ini sudah ditantang oleh musuh yang menggunakan jammer digital radio frequency memory (DRFM) dan akan segera tertinggal dengan senjata baru Rusia dan China.

Angkatan Udara beberapa waktu lalu secara terbuka telah menyatakan perlunya untuk mengembangkan rudal udara ke udara jarak jauh baru. Pejabat USAF secara pribadi mengeluh tentang masalah ini selama beberapa tahun terakhir. Alasan untuk itu adalah rudal udara ke udara jarak jauh baru milik China PL-15 yang memiliki kemampuan dalam hal akurasi melebihi rudal Eropa MBDA Meteor bertenaga Ramjet.

Sebuah rudal bertenaga ramjet akan memiliki jangkaun jarak jauh dibandingkan senjata bertenaga roket dan itu akan memiliki kinerja fase terminal secara eksponensial lebih baik. China dilaporkan telah melakukan uji penemakan PL-15 pertama bulan lalu pada 15 September. Sementara itu, Rusia juga memiliki rudal udara jarak jauh sendiri bernama K-37M dan juga senjata lain yang disebut disebut izdeliye 810 sedang dalam pembangunan.

Radar AESA Tak Bisa Diandalkan

Pertempuran Udara Amerika Hadapi Kelemahan Serius

Komandan Komando Tempur Udara Jenderal Hawk Carlisle menyadari masalah ini. Kepada wartawan dalam konvensi Asosiasi Angkatan Udara di National Habour, Md., bulan lalu dia mengatakan sebuah senjata baru yang dapat melesat lebih cepat dari PL-15 dan beroperasi di lingkungan jamming DRFM menjadi “prioritas sangat tinggi” untuk Angkatan Udara Amerika. ” PL-15 dan berbagai rudal itu, kita harus dapat keluar-ancaman rudal itu,” kata- Carlisle dikutip flightglobal.

Masalah lebih akut dialami US Navy yang memiliki pesawat jauh di bawah kemampuan F-15C Angkatan Udara apalagi dibandingkan dengan Raptor. Untuk Angkatan Laut, long-range air-to-air missile (LRAAM) sangat penting. Sebuah LRAAM akan bekerja untuk mengimbangi situasi yang baik bagi AS untuk memproyeksikan pesawat tempur. Demikian pula, pengenalan Infra-Red Search and Tracking (IRST) systems untuk pesawat F-18 bisa meningkatkan kinerja mereka dengan mengurangi ketergantungan mereka pada operasi sensor aktif.

Angkatan Laut dan Angkatan Udara mulai melengkapi Boeing F / A-18E / F Super Hornet dan F-15 Eagle dengan IRST karena jammers DRFM telah mendatangkan malapetaka pada radar active electronically scaned array (AESA). Pilihan terbaik untuk melawan jammers DRFM adalah untuk keluar dari menggunakan radar atau X-band. “Keluar dari X band adalah salah satu pilihan,” kata salah satu pejabat senior Angkatan Udara. “AESA generasi keempat kami tidak memiliki keunggulan besar untuk melawan jamming.”

Harus Cepat atau Waktu Habis

Pertempuran Udara Amerika Hadapi Kelemahan Serius

Sementara rudal udara ke udara baru AS membuka kemungkinan dengan menggunakan tenaga Ramjet. Tetapi itu baru kemungkinan kata seorang pejabat Angkatan Udara sebagaimana dikutip Dave Majumdar, editor pertahanan National Interest Rabu 14 Oktober 2015. Pentagon juga mungkin mengembangkan senjata dengan beberapa jenis sensor onboard.

Upaya yang gagal sebelumnya untuk mengembangkan rudal baru termasuk beberapa jenis sensor untuk melawan jamming. Dengan demikian, upaya rudal baru kemungkinan akan menampilkan semacam kombinasi radar AESA dan bimbingan inframerah. Tapi apa pun yang Pentagon akan putuskan harus dilakukan dengan cepat sebelum waktu benar-benar habis. Kegagalan untuk melengkapi pesawat baru dengan sistem senjata yang tepat selalu menjadi masalah Amerika.

Sebagai contoh, ketika McDonnell Douglas F-15A Eagle mulai beroperasi pada tahun 1976, pesawat itu menggunakan persenjataan yang sama dengan F-4 Phantom II yang merupakan pendahulunya. Hingga ditemukan AMRAAM pada tahun 1991-atau 25 tahun yang lalu-bahwa Angkatan Udara memberi Eagle senjata yang bisa mengambil keunggulan. Demikian pula, F-22 Raptor yang merupakan pesawat superioritas udara terbaik yang pernah dibangun Amerika tetapi juga tidak dilengkapi dengan senjata yang memadai.

Sumber : Jejak Tapak
Share this article :

Historia


Teknologi


Latihan


Arsip



banner ads banner ads

Translate


English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts


Pendidikan Pasukan Katak TNI-AL. "KOPASKA - Disegani, Dikagumi, Dihormati - Pasukan Elit Indonesia"[By CNN Indonesia]

Flag Counter
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Arsip Ardava - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger