Tetap dengan menggunakan alasan adanya ancaman agresi Rusia di masa depan, Amerika Serikat tengah membangun rencana untuk mengerahkan pasukan yang lebih banyak lengkap dengan senjata paling canggih mereka ke Eropa.
Pentagon telah bersiap-siap untuk mengirim brigade Angkatan Darat AS ketiga ke Eropa Timur, langkah diminta sejak 2014 setelah intervensi bersenjata Rusia di Ukraina. Penyebaran baru akan mengirimkan brigade lapis baja yang berbeda – dengan sekitar 4.500 tentara ke Eropa Timur untuk rotasi sembilan bulan. Brigade akan bergabung dengan dua brigade Angkatan Darat lainnya yang secara permanen ditempatkan di Eropa.
Saat ini komandan Amerika tengah menyusun permintaan anggaran untuk tahun fiskal 2018 di mana para pemimpin militer ingin mengerahkan lebih pasukan dan perangkat keras ke Eropa Timur.
Jenderal Joseph Dunford, Kepala Kepala Staf Gabungan sebagaimana dilaporkan Foreign Policy (FP) 3 Mei 2016 mengatakan permintaan dana juga akan mencakup investasi dalam sistem ruang angkasa, senjata cyber, dan pertahanan rudal balistik yang dirancang untuk melawan Rusia.
Ketika ditanya apakah kehadiran militer AS di Eropa Timur akan diperluas melampaui langkah yang sudah diambil tahun lalu, Dunford mengatakan, “Saya tidak berpikir kita sudah selesai dalam hal itu.”
Dia menambahkan, “Kami akan memiliki beberapa rekomendasi lain tentang bagaimana untuk maju.”
Jenderal Marinir yang berbicara pada FP di Stuttgart Jerman di tengah upacara pelantikan Jenderal Curtis Scaparrotti mengambil alih sebagai komandan baru pasukan AS di Eropa Selasa 3 Mei.
Beberapa tahun lalu, pemerintahan Obama berencana melakukan pengurangan cepat jumlah pasukan AS di Eropa meskipun ada keberatan dari beberapa komandan Pentagon. Penarikan itu didorong oleh karenan tekanan besar anggaran serta haus fokus pada ancaman di Timur Tengah dan kawasan Asia-Pasifik.
Tapi karena serangan Rusia di Ukraina, termasuk aneksasi semenanjung Krimea, Amerika Serikat telah berbalik arah dan menginvestasikan US$ 3,4 miliar untuk European Reassurance Initiative.
Pejabat pertahanan AS lain baru-baru ini mengatakan kepada FP bahwa Pentagon meyakini Rusia masih memiliki 7.000 tentara di Ukraina, dan dapat terus mendanai dan melengkapi operasi simultan di sana dan di Suriah selama sedikitnya dua tahun lagi.
Sementara itu, beberapa anggota aliansi juga sedang mempertimbangkan mengirim pasukan darat ke Eropa Timur. Dunford mengatakan untuk melawan ancaman Rusia diperlukan lebih dari sekadar banyak pasukan.
“Ini abad ke-21, jadi butuh lebih banyak dari sakadar jumlah brigade. Anda harus melihat investasi kita membuat dalam berbagai kemampuan, “katanya.
Jenderal bintang empat ini mengutip dikutip upaya untuk meningkatkan sistem ruang angkasa, senjata cyber, pembom jarak jauh, pertahanan rudal balistik, dan langkah-langkah lain untuk meyakinkan sekutu menghadapi Rusia. Taktik Moskow di Ukraina sebagian telah mengandalkan pada jamming elektronik, pasukan khusus, dan cyber serta perang informasi.
Selain itu juga ada rencana untuk mengirim brigade lapis baja ke Eropa Timur.
Kegiatan kapal selam yang makin aktif di di Atlantik Utara juga telah mendorong AS untuk membangun penerbangan pengintai maritim yang membentang dari Greenland dan Islandia hingga Norwegia.
AS Sebut Rusia Acungkan Nuklir
Pada upacara hari Selasa di Stuttgart, Menteri Pertahanan Ashton Carter menyinggung Rusia telah menantang norma-norma internasional dengan tindakan provokatif di udara, di laut, dan di dunia maya. Bos Pentagon itu juga menuduh Moskow menggunakan retorika berbahaya ketika datang ke senjata nuklir.
“Moskow menggertak dengan latihan nuklir menimbulkan pertanyaan tentang komitmen pemimpin Rusia untuk stabilitas strategis, rasa hormat mereka untuk norma-norma terhadap penggunaan senjata nuklir, dan apakah mereka menghormati hati yang mendalam bahwa mereka mengacungkan senjata nuklir,” kata Carter.
Carters mengatakan tidak ingin menjadikan Rusia musuh atau untuk menghidupkan kembali Perang Dingin. “Tapi jangan salah, kami akan mempertahankan sekutu kami, tatanan internasional yang berbasis aturan, dan masa depan yang positif itu affords kami,” katanya.
Bulan depan sebanyak, 13.000 tentara AS akan ambil bagian dalam latihan NATO di Polandia, bergabung 12.000 pasukan dari 24 negara-negara sekutu lainnya di salah satu latihan aliansi terbesar. Para pejabat AS telah mengatakan acara 11 hari itu akan mencakup latihan penembakan rudal, manuver serangan udara, latihan pertahanan udara, dan latihan tank.
Sumber : Jejak Tapak