Karena kemampuan itu pula, ketika tentara Brunei Darussalam meminta TNI mengirimkan anggotanya untuk menjadi pelatih di negeri berpenduduk sekitar 500 ribu jiwa tersebut, Pardal langsung ditunjuk.
Kehadiran Pardal di negara kaya ladang minyak dan gas tersebut adalah untuk melatih Tim Rifle dalam menembak. Mulai Februari hingga November 2013, dia menggembleng tim yang akan diterjunkan dalam ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) tersebut.
"Saya dikirim agar Tim Rifle bisa naik derajat di AARM, sebuah lomba menembak prestisius yang diikuti sepuluh negara ASEAN," paparnya.
Singkat cerita, setelah digembleng Pardal, dalam kompetisi internasional AARM 2013 di Myanmar, Tim Rifle Brunei mampu menempati posisi keempat setelah Indonesia, Filipina, dan Thailand.
Sebelum 2013, Brunei selalu berada di papan dasar klasemen tembak di AARM. "Sebelumnya selalu di nomor delapan di antara sepuluh negara yang ikut menembak. Kali ini, mereka melampaui Malaysia dan Singapura yang biasanya di atas Brunei," tutur Pardal.
Padahal, target mereka hanya lima besar AARM. "Tugas saya melatih menembak dan mendapatkan prestasi bagi Tim Rifle telah selesai," ujar Pardal.
Setelah AARM 2013, tugas Pardal di Brunei juga usai. Saat akan pulang ke Indonesia, dia mendapat ucapan terima kasih dari semua orang. Bukan hanya Tim Rifle, pejabat militer Brunei setingkat KSAD juga memuji dan berterima kasih. ’’Memang, saya harus kembali, tentunya untuk mengabdi ke ibu pertiwi,’’ tegasnya.
Danjen Kopassus Mayjen Doni Manardo menuturkan, pengiriman anggota Kopassus ke luar negeri merupakan bentuk kerja sama antar pemerintah. Biasanya, negara lain meminta dikirimi seorang pelatih. "Kopassus yang sering diminta," ungkapnya.
Pengiriman prajurit sebagai tenaga pelatih itu tentu bisa meningkatkan hubungan antara angkatan bersenjata setiap negara. Doni menyatakan, hubungan yang baik diperlukan agar ke depan bisa saling membantu. "Ini program yang baik dan perlu dilanjutkan," ujarnya.
Penunjukan Pardal sebagai pelatih militer untuk Brunei bukan tanpa sebab. Lelaki yang telah 18 tahun bergabung dalam Kopassus itu memiliki segudang prestasi.
Di Kopassus, dia merupakan salah seorang penembak terbaik. "Saya di kesatuan sering juara. Saya juga pernah ikut AARM beberapa tahun lalu dan juara," paparnya.
Lelaki berusia 37 tahun itu mengingat, dalam setiap lomba di kesatuan maupun antarnegara, dirinya selalu mendapat medali. "Sering menang, mulai juara pertama hingga ketiga," ungkapnya. (*/c5/nw/Ilham DW)
Sumber : JPNN