Surabaya - Mabes TNI memberikan baret hitam dan brevet bagi para gubernur se-Indonesia. Jenderal Moeldoko menganggap para kepala daerah sebagai mitra TNI untuk mempertahankan NKRI.
Namun jangan dikira gampang mendapatkan baret hitam tersebut. Para gubernur harus 'diplonco' lebih dulu.
Pertama, para gubernur itu harus mengikuti latihan matra udara dengan materi mobil udara menuju lapangan Ambalat dengan menggunakan Helikopter Super Puma, Helly MI-17 dan Helly Bell TNI AL.
Selanjutnya melaksanakan latihan matra darat materi menembak pistol jarak 15 meter dan dilanjutkan latihan Matra Laut dengan melaksanakan materi Raid Amphibi.
"Penyematan baret dan brevet TNI kepada Gubernur seluruh Indonesia ini setelah mengikuti simulasi kegiatan latihan tiga angkatan meliput AD, AL dan AU. Simulasi latihan ini adalah suatu gambaran kegiatan TNI dalam menjalankan tugas latihan maupun tugas operasi," ujar Moeldoko di Surabaya, Senin (6/10).
Moeldoko berharap brevet kehormatan dan baret hitam yang dikenakan oleh para Gubernur pemerintah daerah menjadi pengikat kesatuan usaha TNI bersama pemerintah daerah dalam membangun daerah dan menghadapi berbagai ancaman. Baik pada aspek keamanan guna menghadapi ancaman yang mengganggu kedaulatan maupun ancaman kemiskinan dan kebodohan yang dapat menurunkan nilai kesejahteraan rakyat.
Lalu apa komentar para gubernur setelah 'diplonco'?
"Wah, lumayan berat. Sudah lama kita nggak latihan keras seperti ini. Tapi senang rasanya," kata Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo sambil tertawa.
Jelang perayaan HUT TNI ke-69, Panglima TNI Jenderal Moeldoko memberikan tanda kehormatan berupa baret dan brevet TNI kepada seluruh gubernur di Indonesia. Dalam sambutannya, Moeldoko mengatakan, para gubernur yang menerima tanda kehormatan tersebut dapat memimpin prajurit TNI apabila dibutuhkan oleh kepala daerah.
Salah satu Kepala Daerah yang mendapat baret tersebut adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ganjar mengatakan, dirinya siap memimpin prajurit TNI jika keadaan daerah Jawa Tengah tertimpa musibah ataupun dalam situasi genting.
"Hari ini baret ini dipakai untuk memberikan keyakinan bahwa dalam UU TNI dalam kesempatan, kegentingan, kondisi tertentu, gubernur bisa memerintah. Kalau di Jateng sebenarnya kita sudah jalan dengan Pak Pangdam itu terjadi bencana kita turun, terjadi situasi yang mengkhawatirkan kita koordinasi," kata Ganjar di Dermaga Ujung Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Senin (6/10) kemarin.
Ganjar menjelaskan, situasi genting yang dimaksudkan adalah bukan dalam situasi perang. Menurut Ganjar, dalam UU 34 tahun 2004 tentang TNI itu disebutkan, bahwa TNI diharuskan untuk membantu masyarakat sipil yang terkena bencana alam atau sifatnya memperbaiki lingkungan telah rusak.
"TNI membantu, saya bisa saja meminta untuk bisa dikerahkan pasukan. Jadi Jateng itu TNI bisa kita perintahkan menanggulangi bencana kemarin Gunung Slamet, Merapi juga turun, Merbabu, banjir juga kita libatkan. Buta aksara kita libatkan, kebersihan kita libatkan, apalagi untuk keamanan," paparnya.
Mabes TNI memberikan baret hitam dan brevet bagi para gubernur se-Indonesia. Jenderal Moeldoko menganggap para kepala daerah sebagai mitra TNI untuk mempertahankan NKRI.
29 Kepala Daerah mendapatkan penyematan baret dan brevet kehormatan dari TNI. Sebelum penyematan mereka mengikuti simulasi operasi militer, yakni perang dan melakukan serangan terhadap musuh di Markas Komando Armada Timur, Dermaga Ujung, Surabaya.
Namun jangan dikira gampang mendapatkan baret hitam tersebut. Para gubernur harus 'diplonco' lebih dulu.
Pertama, para gubernur itu harus mengikuti latihan matra udara dengan materi mobil udara menuju lapangan Ambalat dengan menggunakan Helikopter Super Puma, Helly MI-17 dan Helly Bell TNI AL.
Selanjutnya melaksanakan latihan matra darat materi menembak pistol jarak 15 meter dan dilanjutkan latihan Matra Laut dengan melaksanakan materi Raid Amphibi.
Lalu apa komentar para Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo setelah 'diplonco'?
"Wah, lumayan berat. Sudah lama kita nggak latihan keras seperti ini. Tapi senang rasanya," kata Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo sambil tertawa.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X mengaku mendapat pengalaman menarik ketika mengikuti acara perayaan HUT TNI ke 69 di Surabaya Jawa Timur. Meski sudah berumur, Sultan mengaku semangat untuk mengikuti acara penyematan baret dan brevet TNI yang diberikan oleh Jenderal Moeldoko.
"Ini adalah pengalaman yang menarik, baik dari udara dengan helikopter, dari laut dengan kapal karet dan dari darat latihan menembak. Tadi kami berlari-lari," kata Sultan di Dermaga Ujung, Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Surabaya, Senin (6/10) kemarin.
Sultan mengaku, dirinya baru pertama kali mengikuti kegiatan simulasi perang dengan TNI AD, Laut dan Udara. Menurutnya, hal itu penting bagi Kepala Daerah yang selama ini lebih banyak berada di ruangan eksklusif dengan pelayanan berlebihan.
"Ini pertama kali. Jadi mengikuti ini, Kepala Daerah tidak hanya sekadar berada dalam bangunan yang ber-AC," ujarnya.
Sumber : Merdeka