Kelima kapal perang ini berangkat dari pangkalan KRI Surabaya, KRI Ahmad Yani, KRI Weling, KRI Pulau Rimau dan KRI Singa. Kelimanya ditugaskan khusus untuk melaksanakan patroli sejak sepekan ini, dan mengambil markas sandar di Pelabuhan Benoa, Denpasar.
"Ini memang khusus kami kerahkan untuk antisipasi adanya gangguan dari laut. Mereka secara bergantian patroli di jalur laut wilayah Bali, khususnya di Wilayah Utara, Selatan dan Timur Bali," Ujar Danlanal Denpasar, Kolonel Laut (S) Julius Widjojono, di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Selasa (7/10).
Dia mengatakan, selama kegiatan BDF dan sejak H-7 kapal perang tersebut sudah melakukan penyekatan laut untuk meminimalisasi kegiatan olahraga air yang mengganggu kegiatan lepas landas dan mendaratnya pesawat di Bandara Internasional Ngurah Rai. "Kami akan bagi sekat di beberapa wilayah untuk segala bentuk olahraga air, terutama wisatawan yang melaksanakan paraseling di wilayah Kuta," tegas Kolonel Julius.
Dipertegas Julius, bahwa saat ini sudah dibentuk enam pos jaga yang ditempatkan di sekitar wilayah laut pelabuhan Benoa. Pasukan yang dilibatkan untuk pengamanan khusus ini ada 200 anggota AL.
Di pihak lain dalam gelar pasukan pengamanan BDF di Nusa Dua, Bali. Kepala Staf Kodam IX/Udayana Brigadir Jendral TNI Ruslian Hariadi, menyebutkan ada 4.600 satuan petugas gabungan dari TNI-AD dan Polri yang disiapkan untul BDF. "Dari 4.600 personel gabungan TNI Polri, mencakup pengamanan tertutup dan terbuka. Juga mencakup pada pengamanan bergerak dan siaga," tegas Brigjen TNI Hariadi.
Sumber : Merdeka