Setelah Irak, mulai Selasa pagi Amerika Serikat memulai serangannya ke markas ISIS di Suriah. Meningkatkan keterlibatan AS ke negara yang dilanda perang saudara itu.
Serangan udara fokus di basis kuat ISIS di Raqqa. Bombardir juga dilakukan ke sejumlah lokasi di Provinsi Idlib. Ada laporan yang belum terkonfirmasi bahwa serangan juga dilakukan di dekat Deir Azzor dan sebelah barat Aleppo.
Setidaknya 20 target sudah digempur, demikian ujar kelompok pembela HAM dari pihak oposisi, Syrian Observatory for Human Rights.
Sejumlah target yang dihantam rudal adalah bangunan. Sebuah kantor pos, kantor perekrutan, dan gedung di kompleks gedung gubernur di Raqqa termasuk di antaranya.
Kepada Reuters, pimpinan Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdulrahman, mengatakan puluhan pasukan ISIS tewas atau terluka akibat serangan.
Kelompok itu juga menyebut, 30 anggota Front Al Nusra, cabang Al Qaeda yang memerangi ISIS juga tewas diserang. Pun dengan 8 penduduk sipil. Namun, informasi tersebut belum dikonfirmasi pihak AS.
Ini adalah serangan pertama terhadap kelompok teror yang bermarkas di Suriah itu sejak Presiden Barack Obama mengumumkan pada bulan ini bahwa ia mempersiapkan memperluas serangan selain ke target-target di Irak.
AS tak sendirian melakukan serangan. Sejumlah mitra luar negeri ikut ambil bagian, termasuk dari negara-negara Arab: Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yordania. Seorang pejabat AS mengatakan negara-negara Arab tak hanya memberikan dukungan, tapi ikut menjatuhkan bom.
Sumber diplomatik kepada CNN mengatakan, Qatar juga terlibat dalam serangan tersebut, meski belum jelas apakah negeri kaya minyak itu melakukan serangan udara sendiri.
AS dan para sekutunya menyerang sejumlah target ISIS menggunakan jet bomber dan rudal-rudal Tomahawk. Demikian menurut juru bicara Departemen Pertahanan AS Pentagon, Laksamana John Kirby. Pesawat tempur siluman F-22 Raptor juga dikerahkan.
Dengan alasan operasi masih berlangsung, Kirby mengatakan informasi dari pihaknya akan disampaikan kemudian. Yang jelas, seorang petinggi militer mengatakan, serangan AS dan sekutunya mengincar pusat kendali, pemasok, juga kereta ISIS. "Militer AS dan pasukan negara sekutu memulai serangan ke target ISIL (ISIS) di Suriah, menggunakan gabungan pesawat tempur, jet bomber, dan rudal Tomahawk," tulis Kirby di Twitternya.
Dengan melakukan serangan udara, Amerika Serikat memasuki babak baru keterlibatannya dalam perang saudara Suriah yang sedang berlangsung. Obama sebelumnya menolak aksi militer AS di Suriah, namun saat ISIS merajalela, ia mengaku tak punya pilihan."
"Saya telah menyatakan dengan jelas bahwa kita akan memburu teroris yang mengancam negara, di manapun mereka berada," kata Obama dalam pidato yang disampaikan 10 September 2014. "Itu berarti saya tidak akan ragu untuk mengambil tindakan terhadap ISIS di Suriah."
Pesan dari pidato itu jelas: Amerika Serikat akan melakukan serangan udara ke markas ISIS di dalam wilayah Suriah. Dan hari ini terbukti.
Sumber : Yahoo-Liputan 6