“Setiap gencatan senjata kemanusiaan tanpa adanya penarikan mundur pasukan, adalah suatu kesia-siaan. Para warga tidak akan mungkin untuk kembali ke rumah, dan tim medis akan sulit untuk mengevakuasi korban luka,” ungkap Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas.
Melansir Al Jazeera, rencananya gencatan senjata kemanusiaan atas dasar permintaan PBB akan diperpanjang selama empat jam, setelah sebelumnya terjadi gencatan senjata selama 12 jam. Namun, Hamas dikabarkan menolak itu, dan tetap melakukan penyerangan terhadap Israel.
"Kami sudah dikonfirmasi bahwa al-Qassam (sayap militer Hamas) telah menembakkan roket ke Israel. Menurut al-Qassam, gencatan senjata empat jam di malam hari tidak memiliki dampak apapun dan mereka yakin orang-orang akan setuju dengan mereka,” ungkap salah seorang pewarta Al Jazeera di Gaza.
Ini adalah gencatan senjatan ketiga dan paling lama terjadi di Gaza, Sebelumnya, gencatan senjata antara kedua belah tidak pernah lebih dari enam jam. Warga Gaza memanfaatkan waktu itu untuk kembali ke rumah dan mengumpulkan barang-barang serta bahan makanan yang mereka miliki.
Melansir Reuters, Minggu (27/7/2014), Flynn menyatakan, bila Israel pada akhirnya bisa menghancurkan Hamas, maka kemungkinan besar ada kelompok lain yang akan mengambil peran Hamas dalam perjuangan bangsa Palestina.
“Jika Hamas hancur dan hilang, maka akan muncul kelompok lain yang akan menggantikan peran Hamas. Kelompok yang lebih buruk dan lebih radikal dari Hamas, sesuatu yang lebih buruk yang bisa menghantam wilayah itu,” ungkap Flynn.
“Mungkin akan muncul kelompok seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah tersebut. Sebuah ancaman yang mungkin lebih mengerikan dari apa yang telah Hamas tunjukan,” Flynn menambahkan.
Dirinya sendiri meragukan akan ada perdamaian jangka panjang di Timur Tengah, melihat semakin banyaknya kelompok-kelompok radikal muncul di wilayah Timur Tengah. “Mungkin selama saya hidup, saya tidak akan pernah melihat kedamaian di Timur Tengah,” ucapnya.
Melansir Wafa, Minggu (27/7/2014), hingga semalam korban tewas di Gaza telah menyentuh angka 1.000 jiwa. Menurut tim penyelamat dan paramedis Palestina di Gaza, jumlah tersebut bisa saja terus bertambah.
Tim penyelamat dan Paramedis di Gaza sendiri berhasil mengevakuasi setidaknya 85 mayat dari reruntuhan gedung di wilayah Gaza tengah semalam. “Satu rumah besar hancur oleh roket Israel, 85 orang di dalamnya tewas,” ungkap tim penyelamat dan paramedis di Gaza.
Israel dan Hamas sendiri sempat menyetujui gencatan senjata kemanusiaan yang diajukan oleh PBB selama 12 jam. Dalam kurun waktu itulah tim penyelamat berhasil mengevakuasi puluhan korban serangan brutal Israel.
“Korban mayoritas ditemukan di bawah reruntuhan rumah warga sipil yang menjadi sasaran serangan udara militer Israel. Korban paling banyak ditemukan di wilayah Khan Younes dan di wilayah Beit Hanoun dan Beir Lahia,” tim penyelamat dan paramedis menambahkan.
“Atas permintaan dari PBB, kabinet telah menyetujui untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan hingga Minggu tengah malam,” ungkap seorang pejabat pemerintahan Israel dalam kondisi anonim.
Melansir RIANOVOSTI, di lain sisi Hamas menolak perpanjangan masa gencatan senajata ini. Hal ini dikarenakan Israel enggan menarik semua pasukannya yang berada di wilayah jalur Gaza. Menurut Hamas, akan sia-sia bila gencatan senjata tidak diikuti dengan penarikan mundur pasukan.
Pasukan khusus Israel (IDF) sendiri dikabarkan melarang para warga di Gaza untuk kembali ke rumah mereka, walaupun gencatan senjata sudah resmi diberlakukan. Ini juga yang menjadi salah satu alasan Hamas untuk tidak memperpanjang masa gencatan senjata.
“Tidak akan ada gencatan senjata kemanusia di Gaza, bila tank-tank Israel terus bersiaga. Para warga tidak bebas untuk kembali ke rumah mereka dan ambulans kesulitan untuk mengevakuasi korban,” ungkap salah seorang juru bicara Hamas.
Hamas terus melancarkan serangan terhadap wilayah Israel semenjak gencatan senjata 12 jam yang mereka sepakati berakhir dini hari tadi. Tiga roket Hamas dilaporkan mendarat di wilayah Israel, namun tidak menyebabkan kerusakan berati.
Pihak Israel menegaskan, mereka tidak akan tinggal diam bila Hamas terus melancarkan serangan di tengah masa gencatan senjata. Menurut salah seorang pejabat Israel, setiap tindakan provoatif Hamas akan mendapatkan bayaran yang setimpal.
Melansir Reuters, sedari awal Hamas menolak untuk memperpanjang masa gencatan senjata dengan Israel. Hamas menganggap hal itu sebagai sesuatu yang sia-sia, karena Israel terus menolak untuk menarik mundur pasukan mereka.
“Setelah Hamas terus menembakkan roket di masa gencatan senjata kemanusiaan, tentara memutuskan untuk kembali melanjutkan operasi militer, baik melalui darat, udara, ataupun laut,” ungkap militer Israel melalui sebuah pernyataan.
Pengumuman ini diutarakan hanya beberapa jam setelah Israel menyatakan meraka akan memperpanjang masa gencatan senjata hingga tengah malam nanti. Warga Gaza mengaku mendengar ledakan keras di wilayah Gaza timur paska pengumunan militer Israel itu.
Total jumlah korban tewas akibat serangan militer Israel hingga saat ini telah mencapai 1.040 jiwa, sedangkan lebih dari 5.000 orang lainnya menderita luka-luka,s erta ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.(Sumber : Sindo)