Kebakaran hutan di Sumatera semakin parah, Selasa 11 Maret 2014. Titik api terus bertambah beberapa hari terakhir. Upaya penegakan hukum untuk mengejar pelaku pembakaran dan perambah hutan belum efektif.
Untuk itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Kepolisian menggandeng Kopassus dan Marinir. “Kami sedang koordinasi dengan Kopassus dan Marinir. Mereka akan ditempatkan di daerah rawan untuk melakukan pengejaran dan pemadaman titik api secara langsung,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta.
Menurut Sutopo, penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran hutan berjalan lambat. “Baru 28 kasus yang ditangani. Saya sudah koordinasi dengan Kapolda, katanya paling cepat penanganan pembakaran hutan enam bulan,” ujar dia.
Namun Sutopo tak menyebut berapa banyak dan kapan pasukan elite TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Laut itu akan diturunkan ke lokasi rawan pembakaran hutan. “Yang pasti secepatnya. Pasukan ini akan memperkuat unit gabungan yang saat ini berjumlah 2.100 personel dan telah menyebar di lapangan,” kata Sutopo.
Percepatan penambahan kekuatan ini sangat penting karena BNPB memperoleh informasi ada sekelompok warga yang ditugaskan pihak tertentu untuk mebakar hutan di wilayah dekat hutan cagar alam. “Mereka dijanjikan akan mendapat lahan dua hektare bila aksinya berhasil. Ini sedang kami cari. Kami butuh Kopassus dan Marinir buat mencari,” ujar Sutopo.
Untuk menanggulangi kebakaran hutan di Sumatera, BNPB telah membentuk lima tim satuan tugas, yakni satgas penegakan hukum, satgas operasi darat, satgas operasi udara, satgas embung penyedia air, dan satgas kontrol pembakaran.(Sumber : Viva)