Operasi Kedaulatan Perbatasan Australia, yang menyasar perahu-perahu pencari suaka agar berbalik arah sebagai sebuah pencegahan terhadap para penyelundup manusia, telah membuat tegang hubungan Canberra dan Indonesia, yang menjadi pusat transit para calon pengungsi dari negara-negara seperti Afganistan dan Myanmar.
Menteri Luar Marty Natalegawa mengatakan, kebijakan Australia itu "bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan" dan bahwa ia bermaksud untuk membahas masalah itu dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, lapor televisi Australia, ABC. Kerry tiba di Indonesia hari Sabtu (15/2/2014) dalam kunjungan dua hari yang merupakan bagian dari tur Asia di mana ia juga mengunjungi Seoul dan Beijing.
Menteri Imigrasi Australia, Scott Morrison, mengatakan kepada ABC hari Minggu bahwa Indonesia "dipersilakan" untuk membahas isu para pencari suaka dengan Amerika Serikat. Hasil pembicaraan itu akan menjadi "materi untuk Menteri Kerry, itu juga merupakan materi bagi para pejabat Indonesia. Saya yakin mereka akan punya banyak hal untuk dibicarakan dalam kunjungannya", katanya.
Ketegangan berkobar Januari lalu ketika Morrison mengungkapkan bahwa Angkatan Laut Australia telah "secara tidak sengaja" menerobos perairan Indonesia pada sejumlah kesempatan selama operasi patroli perbatasan. "Kami sudah mengadakan dialog yang sangat konsisten dengan Indonesia terkait semua masalah ini dan terus berlangsung... Tetapi salah satu hal yang sudah lama mengganggu hubungan ini adalah masalah kapal yang datang ke Australia," katanya. "Kami melihat ke depan, mudah-mudahan tidak terlalu jauh di masa depan, di mana hal itu dibahas dan hubungan bisa membahas hal-hal lain."
Dia juga menepis apa yang dikatakannya sebagai laporan "palsu" dari Indonesia bahwa pelanggaran Australia terhadap wilayah perairan perairan Indonesia telah disengaja. Ia berkeras, penyelidikan resmi telah menemukan bahwa hal itu "tidak disengaja sama sekali".
Sebuah laporan Angkatan Laut Indonesia yang diperoleh The Guardian Australia pekan lalu menemukan bahwa pelanggaran wilayah itu sering terjadi dan dengan mudah dilakukan. AL Indonesia juga mendokumentasikan bukti dugaan penganiayaan terhadap pencari suaka oleh personel Australia. Juru bicara AL Indonesia, Komodor Untung Suropati mengatakan kepada The Guardian bahwa peralatan navigasi dan positioning modern sudah sangat maju. Untung mengatakan, "Tidak masuk akal jika (pelanggaran) itu dikatakan tidak disengaja atau mereka tidak tahu."
Morrison menolak untuk mengomentari rincian pelanggaran teritorial itu. Pemeriksaaan internal oleh pihak pertahanan Australia masih berlangsung. Namun Morrison menolak dugaan bahwa pelanggaran itu disengaja. Dia juga mengulangi penyangkalan bahwa para pencari suaka telah dianiaya oleh angkatan laut Australia. (Sumber : Kompas)