Angkatan Udara Australia (RAAF) menerbangkan pesawat pengintai Orion guna memantau latihan militer China yang menempatkan kapal perangnya lebih dekat ke Australia daripada sebelumnya. Latihan militer China terjadi pekan lalu.
Menurut Sydney Morning Herald, sebuah latihan militer tanpa pemberitahuan diadakan di perairan disebelah utara 'Benua Merah', menempatkan tiga kapal perang China begitu dekat dengan garis pantai Australia, sehingga memaksa Angkatan udara Australia untuk menerbangkan AP-3C dari Pangkalan Udara Edinburgh, dekat Adelaide, untuk mengamati aktivitas ketiga kapal perang tersebut.
Tiga kapal perang China tersebut terdiri dari dua kapal perusak dan satu kapal pendaratan, datang melalui selat sunda, mengitari Selatan Jawa, berlayar dekat Pulau Christmas sebelum akhirnya berbelok ke utara melalui Selat Lombok dekat Bali.
Tidak ada tindakan lain yang diambil Australia selain mengirimkan AP-3C Orion karena China masih berlayar di perairan internasional, Armada China juga tidak melakukan tindakan agresif, bahkan meskipun tujuan mereka berlayar di dekat Australia adalah untuk sekali lagi membuktikan bahwa China ingin mengirimkan pesan kepada dunia bahwa Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China mampu beroperasi di Samudera Hindia dan Pasifik dan melawan kekuatan maritim Amerika Serikat dan India di kawasan Asia Pasifik.
AS baru-baru ini juga mengerahkan pesawat pembom strategis ke Darwin, Australia. Pesawat pembom B-52 yang dikerahkan ke Guam guna merotasi kehadiran pembom di Pasifik telah mendarat di sana pada akhir Januari untuk ambil bagian dalam latihan militer bilateral dengan RAAF.
Sudah Minta Izin IndonesiaKepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Untung Suropati, mengatakan latihan tiga kapal perang China itu telah diketahui oleh pemerintah Republik Indonesia. China meminta izin kepada atase pertahanan Kedutaan Besar RI di Beijing, dikutip dari Vivanews.
"Tak ada yang salah dengan latihan simulasi perang yang digelar AL China," kata Untung kepada VIVAnews, Jumat 14 Februari 2014. Salah satu latihan meliputi cara mengatasi perompakan.
Untung mengatakan, berdasarkan pemantauan instansinya, AL China taat prosedur saat melintasi perairan Indonesia. "Mereka melewati perairan Alur Kepulauan Indonesia (ALKI) 1 dengan rute dari Laut China Selatan, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Sunda, lalu terakhir menuju Samudera Hindia," kata dia.
Untuk rute pulang, ketiga kapal perang China itu melalui ALKI 2, yakni Selat Lombok, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Sawu, Laut China Selatan, dan kembali ke pangkalan mereka di Kota Hainan, China.(Sumber : Artileri)