TOKYO - Menteri Pertahanan Jepang, Naoki Tanaka, menegaskan, jika harga pesawat tempur F-35 naik lagi dan tidak bisa dikirim tepat waktu sesuai kesepakatan, Jepang akan membatalkan pembelian pesawat tempur generasi kelima tersebut dari AS dan akan melirik pesawat buatan pabrikan lain.
Demikian ditegaskan Tanaka dalam satu sesi sidang parlemen di Tokyo, Rabu (29/2/2012).
"Saya kira kami akan menyepakati perjanjian formal sebelum musim panas tahun ini. Jika kita tak bisa mencapai kesepakatan tersebut pada saat itu, akan terjadi ketidakpastian besar terkait kesiagaan dan pertahanan nasional kita. Kita tentu saja akan harus melihat kemungkinan membatalkan rencana tersebut atau memilih pesawat lain," tandas Tanaka.
Tahun lalu, Jepang mengumumkan akan membeli 42 pesawat F-35 Lightning II dari pabrikan Lockheed Martin, AS, dengan harga 120 juta dollar AS (Rp 1,08 triliun) per unit. Jepang berharap pesawat-pesawat tersebut akan mulai dikirim pada 2016.
Akan tetapi, negara-negara di luar AS, yang sudah menyatakan akan membeli pesawat berkemampuan siluman (stealth) tersebut, khawatir harga F-35 akan naik lagi dan produksinya akan tertunda. Pihak Departemen Pertahanan AS sendiri, yang berencana membeli sekitar 2.400 unit F-35, telah memutuskan memperlambat proses pembeliannya untuk menghemat anggaran pertahanan.
Produksi yang diperlambat, dikhawatirkan bisa berdampak pada keterlambatan pengiriman pada para pemesan dan ongkos produksi pesawat makin tinggi.
Saat ini saja, biaya program Joint Strike Fighter (JSF), yang mengembangkan pesawat tersebut, sudah membengkak dari 233 miliar dollar AS menjadi 385 miliar dollar AS. Beberapa pengamat bahkan memperkirakan biaya program ini bisa mencapai 1 triliun dollar AS dalam 50 tahun ke depan.(Sumber : AP/DHF/Kompas)