SEOUL - Korea Utara disinyalir terus menambah jumlah rudal darat-ke-udara (SAM) untuk menangkis serangan udara di sekitar ibu kota Pyongyang dari tahun ke tahun. Penambahan rudal itu untuk mengantisipasi serangan gabungan Korea Selatan dan AS.
Demikian diungkapkan kantor berita resmi Korea Selatan (Korsel) Yonhap, yang mengutip seorang sumber di angkatan bersenjata Korsel, Rabu (7/3/2012).
Menurut sumber tersebut, militer Korea Utara (Korut) terus menambah rudal antipesawat dari berbagai jenis, mulai dari SA-2 yang berdaya jelajah pendek sampai SA-5 berdaya jelajah panjang.
Jumlah rudal SA-5 (S-200), yang mampu mengenai sasaran sejauh 300 kilometer, bertambah dari hanya dua unit pada tahun 2000 menjadi 40 unit pada 2010. Semua diposisikan di sekitar Pyongyang.
Rudal SA-3 (S-125), yang berjarak tembak lebih pendek dan dirancang untuk menembak pesawat yang terbang rendah, bertambah dari tujuh unit menjadi 140 unit pada periode yang sama. Sementara rudal SA-2 (S-75), rudal rancangan era 1950-an yang berjarak tembak 48 kilometer, membengkak dari 45 unit menjadi 180 unit. Di luar itu, Korut diyakini memilki sedikitnya 12.000 pucuk rudal SAM portabel.
Semua ini menjadi pertimbangan utama Korsel saat merancang serangan jauh ke dalam wilayah Korut.
"Dalam kondisi darurat, kami bisa menyerang jauh hingga ke dalam wilayah musuh hanya jika kami bisa menetralisir rudal-rudal SAM Korut ini, beserta sistem radar dan peluncur roket jarak jauh mereka. Prioritas utama kami adalah untuk membangun kemampuan tempur yang menjamin kendali wilayah udara," tutur sumber tersebut.
Pihak Kementerian Pertahanan Korsel menolak membenarkan secara resmi laporan tersebut.(Sumber : Kompas)