Jakarta - Pemerintah Indonesia menyiapkan dana Rp150 triliun hingga 2014 untuk revitalisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Untuk menghindari terjadinya korupsi dalam pengadaan, maka audit akan dilakukan tiga kali dalam setiap program oleh tim konsultasi pencegahan penyimpangan pembelian barang dan jasa (TKP3B).
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertahanan Syafrie Syamsuddin dalam acara silaturahmi Kementerian Pertahanan dengan pemimpin redaksi media massa di Jakarta, Selasa (17/1).
"Tambahan anggaran besar ini menjadi gula untuk pengembangan bisnis militer, namun juga ternyata menjadi pil pahit bagi kami. Yakni bagaimana untuk menghindari adanya penyimpangan," ujar Syafrie.
Oleh karena itu, lanjut Syafrie, tim konsultasi pencegahan penyimpangan pembelian (TKP3B) yang akan melakukan pengendalian. Salah satunya yakni dengan melakukan tiga kali audit terhadap setiap pengadaan yang dilakukan.
"Kalau sekarang, auditnya di ujung, namun nantinya akan ada audit awal, current audit dan post audit. Kalau masih lolos, udah keterlaluan. Kita akan upayakan cermat dan teliti," ujar Syafrie.
Saat ini untuk revitalisasi alutsista dianggarkan Rp150 triliun. Yakni Rp55 triliun untuk alutsista berasal dari pinjaman luar negeri/dalam negeri, kemudian Rp45 triliun untuk pemeliharaan dan perawatan, serta Rp50 triliun untuk pengembangan produksi dalam negeri. Dengan adanya alokasi besar tersebut, dibentuk TKP3B yang anggotanya selain dari Irjen Kemenham, juga LKPP dan BPKP.
Permasalahan lainnya yang dihadapi dalam reviltalisasi alutsista, lanjut Syafrie, yakni ajang bisnis peralatan militer oleh beberapa negara produsen alutsista.
"Seluruh dubes datang. Tapi kita punya parameter, kita tidak hanya membeli, tapi harus transfer teknologi. Harus dalam koridor pengawasan," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Indonesia sudah melakukan kerja sama dengan Korea untuk pembuatan pesawat fighter generasi 4,5.
"Pembangunan pesawat dengan generasi yang lebih dari sukhoi dan F16 hasil kerja sama dengan korea. Kita kirim berpuluh teknisi dari ITB dan beberapa instansi lainnya. Kalau itu terjadi dan sukses, 20% dari 250 pesawat akan diproduksi (di dalam negeri)," ujarnya.(Sumber : MI)
Wamenhan : Audit Pengadaan Alutsista Dilakukan Tiga Kali Guna Cegah Korupsi
Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Kamis, 19 Januari 2012
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.