Jakarta - Perairan kawasan barat terdapat jalur yang  digunakan sebagai lalu lintas kapal-kapal internasional diantaranya  melalui Selat Malaka, Selat Singapura dan laut Natuna. Disamping itu,  berbatasan langsung dengan lima negara mulai dari India, Thailand,  Malaysia, Singapura dan Vietnam.
Demikian dikatakan Panglima  Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Didit  Herdiawan, MPA., MBA., pada upacara peresmian alih bina dua Kapal Perang  Republik Indonesia (KRI) masing-masing KRI Sutanto nomor lambung 377  dan KRI Tjiptadi nomor lambung 381 yang masuk dan memperkuat jajaran  Koarmabar, di dermaga Tanjung Priok Jakarta Utara, Senin (19/9).
Lebih  lanjut Pangarmabar Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, MPA., MBA.,  mengatakan, alih bina ini merupakan salah satu cara  untuk  mendispersikan unsur-unsur dalam rangka efektivitas efisiensi dan  pengoptimalisasian kinerja organisasi utamanya bagi Koarmabar dalam  pelaksanaan operasi penegakan kedaulatan negara di laut dan mensiagakan  unsur dalam penanganan reaksi cepat di seluruh wilayah perairan kawasan  barat Indonesia serta dalam rangka mengantisipasi bentuk gangguan  keamanan laut termasuk dalam mendukung search and rescue (SAR).
Konstelasi  geo-ekonomi global yang terus berkembang mempunyai pengaruh terhadap  transportasi antar benua dan negara salah satu diantaranya adalah “laut”  menjadi primadona transportasi bagi kelancaran kegiatan ekonomi, baik  di lingkup nasional, regional bahkan internasional. Oleh karena itu   keadaan ini memberikan dampak semakin ramainya lalu lintas pelayaran di  perairan kawasan barat Indonesia, sehingga tidak menutup kemungkinan  adanya peningkatan pelanggaran dan kejahatan yang terjadi di laut,  baik  dari segi kuantitas maupun kualitasnya.  Untuk mengatasi segala bentuk  permasalahan dan pemanfaatannya, maka dibutuhkan kehadiran unsur-unsur  KRI dalam bentuk patroli keamanan laut dengan jumlah dan kapasitas yang  memadai.
Dengan demikian alih bina KRI bagi jajaran Koarmabar  sangatlah tepat untuk membantu mengatasi kebutuhan operasional wilayah  perairan kawasan barat, baik yang berhubungan dengan Operasi Militer  Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Pangarmabar  Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, MPA, MBA., lebih lanjut mengatakan  pengalihbinaan ini bukan hanya sekedar penambahan kekuatan namun harus  dapat didayagunakan secara optimal. Untuk itu harus diikuti dengan  peningkatan dukungan logistik dan fasilitas pemeliharaan yang secara  keseluruhan meliputi sarana dan prasarana, sehingga alih bina ini dapat  diaplikasikan dalam melaksanakan tugas yang diemban oleh Koarmabar.
Pangarmabar  menegaskan kepada seluruh jajaran Koarmabar untuk mengoptimalkan  tugas-tugas operasi yang dilaksanakan secara terkoordinasi dan  terintegrasi sehingga terwujud sinegi atas kerja yang pada akhirnya  dapat mewujudkan komitmen bersama bagi kejayan Angkatan Laut.
KRI  Sutanto – 377 dengan Komandan Mayor Laut (P) Budi Santoso dan KRI  Tjiptadi – 381 dengan Komandan Mayor Laut (P) Anung Sutanto sebelumnya  merupakan KRI yang termasuk di jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur  (Koarmatim) sejak hari ini di alih binakan untuk memperkuat jajaran  Koarmabar.
Upacara peresmian dua KRI tesebut dihadiri Komandan  Gugus Tempur Laut Koarmabar (Danguspurlaarmabar) Laksamana Pertama TNI  Achmad Taufiqoerrochman, M, SE., Komadan Pangkalan Utama Angkatan Laut  (Danlantmal) III Jakarta Brigjen TNI (Mar) Arief Suherman, Para Pejabat  Teras Koarmabar dan Komandan Satuan di jajaran Koarmabar.(Sumber : Dispen Koarmabar)
Dua KRI Jenis Korvet Kelas Parchim Di Alih Binakan Ke Koarmabar
Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Rabu, 21 September 2011
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.


