Ada sesuatu yang mengejutkan ketika, DCNS Prancis menyatakan akan bekerja sama dengan Indonesia untuk membuat kapal selam. Kapal selam itu varian S1000. Informasi itu tidak terdengar sebelumnya, dan tiba tiba saja, muncul akhir-akhir ini.
Apa yang terjadi ?
Informasi ini, muncul di sela pemberitaan bahwa kapal selam pertama pesanan Indonesia ke Korea Selatan, Chang Bogo, class, segera melakukan uji laut di Korea Selatan. Sementara kapal selam kedua, sedang dikerjakan. Rencananya, kedua kapal selam ini diserahkan ke Indonesia paling lambat tahun 2018.
Setelah pembuatan kedua kapal selam itu, kapal selam ketiga dari Chang Bogo class ini, akan dibuat di Indonesia.
Yang menjadi persoalan adalah, seberapa besar transfer of technology yang akan diberikan DSME Korea Selatan kepada Indonesia. Apakah teknologi inti dari kapal selam, seperti modular supply system juga diberikan kepada Indonesia. Apakah teknisi-teknisi dari PT PAL maupun TNI AL, ikut menyaksikan dan terlibat dalam pembuatan modular-modular strategis dari Kapal Selam Chang Bogo ini ?. Informasi sedetil ini, belum kita dapatkan.
Lalu, dengan membuat hanya 3 kapal selam Chang Bogo, berapa persen teknologi yang ditransfer oleh DSME kepada PT PAL Indonesia. Saya tidak tahu.
Yang jelas, di saat momen-momen kristis ini, terdengar kabar, DCNS Prancis sepakat dengan Indonesia, untuk membuat kapal selam varian S1000. Beberapa hari ke belakang, kita juga sempat mendengar, Yunani menawarkan kerja sama pembangunan kapal selam dengan Indonesia. Apakah Yunani sudah punya informasi, apa saya ToT yang diterima Indonesia, sehingga mereka, maju menawarkan diri.
Asumsi saya, dibukanya kerja sama kapal selam dengan DCNS Prancis atau tawaran kerja sama dari Yunani, karena proses transfer teknologi kapal selam dari Korea Selatan, masih sangat terbatas, pada persoalan kulit semata. Pihak Indonesia tidak dilibatkan dalam pembangunan modular modular penting dari kapal selam Chang Bogo. Bagaimana menurut Anda ?
Sumber : JKGR