Natuna – Klaim Laut Cina Selatan hingga ke perairan banyak negara, membuat ketegangan di kawasan Asia Pasifik terus berlangsung. Bahkan, Amerika ikut campur dengan mengirim kapal induknya.
Selasa (26/4/2016) lalu, kapal induk Amerika melintas di dekat perairan Natuna, Indonesia.
Danlanal Ranai, Kolonel Laut (P) Arif Badrudin membenarkan, kapal induk angkatan laut Amerika Serikat, sempat melintas di perairan Natuna, namun kini sedang berlayar di laut Cina Selatan.
Kapal induk Ameria itu dikawal frigate Tabir dan helikopter Black Hawk, serta sejumlah pesawat tempur, melintas sekitar 5 nautical miles dari dari FPSO Platform Anoa Premier Oil Natuna.
Menurut Dandalanal, kapal induk Amerika Serikat yang berlayar di laut Cina Selatan memiliki misi yang sudah diberitahukan kepada pemerintah Indonesia. Bahkan TNI AL mengerahkan dua kapal perang untuk mengawal kapal induk AS, saat melintas di perairan Natuna, yakni KRI Sultan Thaha Syaifudin-376 dan KRI Slamet Riyadi-352.
“Kapal perang Amerika Serikat berlayar dalam rangka Operasi Freedom Of Navigation (FON) di perairan Laut Tiongkok Selatan, “ujar Danlanal Ranai, Kamis (28/4/2016).
Operasi ini ditujukan untuk menentang klaim Cina yang berlebihan atas perairan tersebut dengan cara berlayar di perairan yang diklaim Cina.
Angkatan Laut Amerika secara periodik melaksanakan operasi Freedom Of Navigation untuk menentang klaim wilayah perairan yang berlebihan yang dilakukan negara pantai. Operasi ini juga dilakukan di berbagai belahan dunia seperti di Teluk persia, Libya dan termasuk di Laut Cina Selatan.
“TNI AL sendiri sudah melakukan koordinasi dan melakukan shadowing terhadap gugus tugas tersebut, dengan mengerahkan beberapa KRI, seperti KRI Sultan Thaha Syaifudin-376 dan KRI Slamet Riyadi-352,” jelas Kolonel Arif Badrudin.
Sumber : Batam Pos, JKGR