Program ini merupakan salah rencana strategis pemerintah di dalam memproduksi alat utama sistem senjata (alutsista) di dalam negeri. Tahap awal, Pindad dan FNSS akan melakukan penandatanganan project agreement.
"Minggu depan ada perjanjian dengan FNSS. Ini project agreement," kata Direktur Produk Manufaktur Pindad Tri Hardjono di Subang Jawa Barat, Jumat (10/10/2014).
Kerjasama ini nantinya akan melahirkan purwarupa atau prototype medium tank. Nantinya kedua negara akan membuat purwarupa yakni 1 unit di Indonesia dan 1 unit di Turki. Setelah lahir purwarupa, proses selanjutnya adalah melakukan tahap pengujian dan sertifikasi.
Proses untuk menghasilkan purwarupa, pengujian hingga sertifikasi memakan waktu selama 3 tahun. Artinya produksi massal medium tank lokal baru dilakukan pada tahun 2017.
"Uangnya dari Kemenhan RI dan Turki," jelasnya.
Medium tank sendiri nantinya memiliki bobot antara 25 ton hingga 40 ton. Medium tank ini dilengkapi persenjataan model canon. Varian tank dengan persenjataan canon merupakan model tersulit di dalam produk tank.
"Medium tank tipe canon merupakan varian paling sulit. Secara SDM kaitan dengan ini maka kita kerjasama dengan pihak asing. Kita develop SDM dan kompetensi kita," sebutnya.
Selain menggandeng Turki, sebetulnya Pindad telah melahirkan prototype medium tank asli karya para insinyur dalam negeri. Ke depan hasil prototype tersebut akan disinergikan dengan program pengembangan medium tank bersama FNSS Turki.
"Nanti kita gabungkan," ujarnya.
Sumber : Detik