Dikutip dari Fox News, Ahad, 20 Juli 2014, Sky Shield adalah sistem perlindungan pesawat yang dikembangkan Israel yang bisa melindungi pesawat jenis Boeing. Dalam sebuah uji coba, para pejabat mengklaim Sky Shield efektif melindungi EI Airlines Boieng 737 dari lima tembakan rudal.
"Sistem Sky Shield, dengan menggunakan teknologi laser yang bisa mengalihkan rudal yang ditembakkan pesawat dari lintasan udara, telah dipilih oleh Kementerian Perhubungan Israel untuk melindungi penerbangan pesawat. Rangkaian tes membuktikan Sky Shield bisa melindungi pesawat dan seluruh isinya," kata Kementerian Pertahanan Israel dalam pernyataan setelah sukses melakukan tes awal tahun ini.
Adapun perlindungan seperti ini juga digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat dengan sistem Large Aircraft Infrared Counter-Measure (LAIRCM). Dengan sistem tersebut, pesawat kargo berukuran jumbo-jet dan tanker udara juga bisa dilindungi dari misil.
Air Force One, hasil modifikasi dari Boeing 747, merupakan salah satu pesawat yang dilengkapi teknologi ini. Namun, selain Air Force One, belum ada pesawat lain yang menggunakan sistem ini.
"Sistem ini bukanlah seperti 'tongkat ajaib'. Tapi ide untuk melindungi pesawat dengan sistem itu perlu ditelaah kembali," ujar Jim Walsh, Direktur Program Studi Keamanan di Massachusetts Institute of Technology.
Selain itu, tutur Walsh, dibutuhkan biaya yang fantastis untuk bisa memasangkan teknologi LAIRCM. Untuk satu pesawat komersial atau jet dari serangan (Man-Portable Air Defense System) atau salah satu senjata antipesawat terbang, misalnya, dibutuhkan dana sekitar US$ 1 juta hingga US$ 4 miliar.
Northrop Grumma--perusahaan teknologi pertahanan pesawat--juga mengembangkan sistem penolak rudal dengan sebutan The Guardian. Teknologi ini telah dipasangkan pada pesawat penumpang Boeing MD-11.
"Sistem The Guardian menyediakan perlindungan 360 derajat untuk pesawat dari ancaman rudal. Ketika The Guardian mendeteksi peluncurkan MANPADS, alat itu akan menggunakan sinar laser untuk mengacaukan arah rudal. Seluruh proses terjadi dalam waktu dua-lima detik dan tanpa kerja dari awak pesawat atau pilot," kata perusahaan.(Sumber : Tempo)