SEOUL - Badan Program Akusisi Pertahanan Korea Selatan, DAPA, menetapkan Korea Aerospace Industries (KAI) untuk mengembangkan helikopter seberat 10.000 pound yang akan digunakan untuk tujuan sipil dan militer.
DAPA mengadakan rapat dewan eksekutif puncak, Selasa, 22 Juli, dan memilih KAI sebagai pemenang lelang untuk proyek tersebut. KAI mengalahkan Korean Air, bendera-maskapai nasional yang terlibat dalam produksi helikopter berlisensi dan komponen pesawat.
Kemenangan ini merupakan produksi kedua bagi KAI, yang mana telah membangun helikopter kelas medium Surion bersama Eurocopter.
KAI akan memilih partner luar negeri dalam beberapa bulan ke depan untuk bergabung membangun Light Civil Helicopter (LCH) untuk kepentingan intai maritim dan transport pada tahun 2020. Helikopter LCH selanjutnya akan dimodifikasi ke dalam versi militer – helikopter militer ringan/ Light Armed Helicopter (LAH) — yang pada tahun 2022 akan menggantikan armada helikopter tua 500MDs dan AS-1s.
Kontrak final pembangunan Helikopter LCH/ LAH dijadwalkan November berkonsultasi dengan Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi. Juru bicara DAPA Baek Yoon-hyung mengatakan :”Proyek ini bukan saja meningkatkan kemampuan pertahanan kami tapi juga meningkatkan kualitas dari Industri dirgantara kami kepada pencapaian yang lebih tinggi”.
Proyek ini akan menyerap lebih dari 1 triliun won (US $ 974 juta) investasi segar dan biaya diharapkan didanai oleh pemerintah, KAI serta mitra asing.
KAI mengatakan pengembangan LCH maupun LAH (dual) akan membantu meningkatkan kesamaan komponen hingga 60 persen, yang mengarah kepada kestabilan dukungan logistik dan mengurangi biaya pengembangan dan pemeliharaan.
“Pembangunan bersama LCH dan LAH diperkirakan membantu mengurangi biaya keseluruhan sebesar 340 miliar Won,” kata juru bicara KAI Lee Myung-hwan.
Perusahaan ini bertujuan menjual 1.000 pesawat, dimana sekitar 600 bisa dijual di luar negeri.
Proyek helikopter diproyeksikan menghasilkan senilai 33 triliun Won untuk pendapatan dalam negeri dan dapat memberikan kontribusi hingga 50 triliun won bagi perekonomian, serta mempekerjaan 160.000 orang untuk proyek tersebut.
Menurut pejabat KAI, calon kemitraan asing adalah: AgustaWestland, Airbus Helicopter, Bell dan Sikorsky.
Airbus Helicopter, sebelumnya dikenal sebagai Eurocopter, disebut sebagai pesaing utama, karena memiliki catatan bekerja sama dengan KAI untuk mengembangkan Surion.
CEO dari KAI Ha Sung-yong mengatakan baru-baru ia menerima jaminan dari perusahaan Eropa bahwa tidak akan ada batas untuk penjualan helikopter, tidak seperti Surion, yang dibatasi untuk penjualan di Eropa.
Airbus Helicopter menawarkan AS365 Dauphin diperbesar, sedangkan Bell mengusulkan pembangunan helikopter yang nyaris konstruksi baru. Sikorsky menawarkan helikopter S-76 dengan badan yang lebih besar, dan AgustaWestland mengusulkan Model AW169, menurut pejabat DAPA.(Sumber : JKGR)