Ardava.com


Home » » TNI-AU Perbanyak Jumlah Dan Kemampuan Penerbang Tempur

TNI-AU Perbanyak Jumlah Dan Kemampuan Penerbang Tempur

Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Senin, 09 April 2012


Penerbang Tempur TNIJAKARTA - TNI Angkatan Udara menggenjot jumlah dan kemampuan penerbangnya untuk menyambut kedatangan puluhan pesawat pembelian baru hingga 2014 nanti.

Penambahan pesawat juga membawa konsekuensi pembentukan skuadron baru, misalnya menambah skuadron tempur F-16/Fighting Falcon di Pekan Baru. Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat menyebutkan, pihaknya sudah memprogramkan penambahan penerbang. Hal ini untuk mengimbangi semakin banyaknya pesawat yang dimiliki TNI Angkatan Udara ke depan. Di antara program yang dijalankan adalah dengan menambah jumlah siswa penerbang.

“ Kalau tadinya 30 orang, sekarang menjadi 40.Kita juga membuka ikatan dinas pendek, yang sebelumnya tidak ada,”katanya seusai menyaksikan geladi resik pelaksanaan peringatan hari ulang tahun TNI Angkatan Udara ke-66 di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta,kemarin. Direncanakan pula untuk membeli simulator pesawat Sukhoi.Selama ini yang dilakukan adalah dengan mengirimkan penerbang mengikuti pelatihan di luar negeri. Biaya pelatihan, menurut dia, mahal dan berisiko kelemahan penerbang TNI Angkatan Udara diketahui negara lain.

Padahal kemampuan penerbang harus dirahasiakan. Karenanya dengan adanya simulator, lanjut Imam, akan lebih efisien, baik dari jam terbang maupun biaya.“Satu jam terbang Sukhoi sangat mahal, mencapai Rp500 juta.Di Rusia saja memakai simulator atau pesawat pendamping. Sukhoi baru benar-benar dikeluarkan kalau ada ancaman,” ujarnya membandingkan. Ada beberapa yang dijajaki untuk pembelian ini seperti Rusia,China,Kanada.

“Simulator sangat bermanfaat. Kita ingin secepatnya merealisasikan, tapi karena ini kemungkinan bisa pakai state credit, kredit ekspor maupun pembiayaan luar negeri, maka prosesnya panjang. Kita juga harus mendapat persetujuan DPR. Sekarang kita punya simulator Hawk, F-16, dan Hercules,” terang dia. Imam menyebutkan beberapa pesawat yang didatangkan hingga 2014.Di antaranya 6 unit Sukhoi, 24 unit F-16, 16 unit Super Tucano,16 unit T-50. Sejumlah pesawat angkut juga dibeli antara lain sembilan CN- 295, CN-235, serta helikopter Super Puma.

Dari perincian itu, empat Super Tucano dan dua CN-295 datang tahun ini.Khusus Super Tucano yang diproyeksi menggantikan OV-10/Bronco semula diharapkan tiba pada momen HUT TNI Angkatan Udara bulan ini.Tapi perkiraan meleset karena mesin belum siap sehingga baru pada akhir Juli nanti tiba. Adapun dengan penambahan 24 pesawat F-16, total pesawat produksi Amerika Serikat yang dimiliki TNI Angkatan Udara menjadi 36.“Kita akan buat skuadron baru F-16 di Pekan Baru,”katanya.

Pemilihan lokasi atas pertimbangan bahwa ada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) di wilayah Pulau Sumatera sehingga dibutuhkan pesawat tempur untuk menjaga supremasi udara. Untuk menjaga ALKI di Indonesia timur, belum ada rencana pembentukan skuadron tempur di sana. Sejauh ini masih mengandalkan pesawat Sukhoi di Makassar. Anggota Komisi I DPR Susaningtyas Kertopati menuturkan, pengadaan pesawat tambahan bagi TNIAngkatan Udara harus sesuai dengan renstra dan tidak lari dari landasan berpikir yang bermuara pada kekuatan pokok minimum (MEF).

“Ini tentu tak semata-mata kita adakan hanya karena kepentingan membangun deterence effect saja,melainkan juga harus jelas fungsinya bagi kesigapan TNI dalammenjagaNKRI.Inisemua haruslah seimbang antara pengadaan pesawat dan pengawaknya, yakni penerbang,”katanya. Wakil rakyat dari Fraksi Hanura itu menyebut, butuh ToT (alih teknologi) dan benchmarking yang panjang untuk dapat menguasai sebuah pesawat baru.

Diperlukan sumber daya manusia TNI Angkatan Udara yang telah mengikuti program pendidikan sesuai tuntutan teknologi avionik pesawat tersebut. Menurut Susaningtyas (Nuning), saat ini TNI Angkatan Udara masih perlu meningkatkan keahlian pilot pesawat tempur baru.“Jangan sampai sudah dibeli,barangtiba,tapikesiapan para penerbang masih membutuhkan waktu lama untuk penyesuaiannya,”kata dia. Mengenai keinginan KSAU membeli simulator Sukhoi,Nuning beranggapan,hal ini harus jelas dulu fungsinya. Proses pembeliannya juga musti transparan. “Perlu kejelasan apakah itu sudah satu paket dengan pembelian Sukhoi? Kalau sudah sepaket kenapa beli lagi terpisah,”tambahnya.

Janjikan Atraksi Menarik

Pelaksanaan geladi resik rangkaian upacara beserta demo udara peringatan hari ulang tahun (HUT) TNI Angkatan Udara mendapat sambutan antusias masyarakat.Kegiatan ini dibuka untuk umum di Lanud Halim Perdanakusumah. Berbagai atraksi oleh beragampesawat TNIAngkatan Udara mendebarkan dada. Keseluruhan demo udara menampilkanaksi- aksiyangberbahaya.

Diawali atraksi helikopter Colibri,para penonton terus dibuat takjub dengan atraksiatraksi berikutnya seperti penampilan enam pesawat latih KT-1Won Bee. Lebih menarik lagi ketika demo penyelamatan sandera oleh pasukan Detasemen Bravo Paskhas.Mereka bergerak melakukan penyergapan dari darat dan udara.Aksi diwarnai dengan penembakan dan peledakan betulan.Hanya pengeboman oleh pesawat tempur Hawk 100/200, F-16, dan Sukhoi yang bohongan. Meski begitu, keluarnya ketiga pesawat tempur itu sangat ditunggu-tunggu dan diidolakan.

Total ada sekitar 64 pesawat terbang berbagai jenis yang akan dilibatkan dalam puncak acara pada Senin (9/4) besok. Acara juga dimeriahkan atraksi drum band Karbol Akademi Angkatan Udara.(Sumber : Sindo)

Share this article :

Historia


Teknologi


Latihan


Arsip



banner ads banner ads

Translate


English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts


Pendidikan Pasukan Katak TNI-AL. "KOPASKA - Disegani, Dikagumi, Dihormati - Pasukan Elit Indonesia"[By CNN Indonesia]

Flag Counter
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Arsip Ardava - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger