JAKARTA - Kementerian Pertahanan menyebutkan, TNI Angkatan Udara masih kekurangan radar untuk memonitor pesawat-pesawat yang masuk ke wilayah Indonesia.
"Saat ini jumlah radar yang telah dimiliki baru mencapai 21 unit, sementara idealnya untuk menjaga wilayah Indonesia mencapai 42 unit," kata Dirjen Perencanaan Pertahanan (Renhan) Kemhan, Marsekal Muda TNI Bonggas S Silaen saat jumpa pers di Kemhan, Jakarta, Rabu (1/6).
Marsekal Muda Bonggas Silaen mengatakan radar untuk wilayah Sumatera dan Kalimantan sudah cukup memadai, sementara untuk wilayah selatan seperti Sulawesi hingga Papua masih kurang.
Saat ini, lanjut dia, Kemhan terus menyiapkan pengadaan radar untuk melakukan pemantauan wilayah-wilayah Indonesia yang sangat luas ini.
"Pada tahun ini, Kemhan akan menyediakan sekitar empat unit radar untuk ditempatkan di empat lokasi, antara lain, Jayapura, Manokwari, dan Tual (Maluku Tenggara)," paparnya.
Bonggas memaparkan untuk menyediakan satu unit radar membutuhkan biaya yang cukup besar, yakni sekitar US$30 juta.
"Untuk empat unit radar ini, disiapkan dana sekitar US$114 juta. Jadi, harga satu unit radar sekitar US$30 juta," tuturnya.
Ia menambahkan untuk mengatasi kekurangan radar dalam melakukan pengawasan udara, maka TNI AU bekerja sama dengan penerbangan sipil.
"Jatuhnya sebuah pesawat yang ditemukan beberapa waktu lalu merupakan hasil kerja sama dengan penerbangan sipil," ucap Bonggas S Silaen.(Sumber : MI)
Kemenhan : TNI-AU Kekurangan Radar Pemantau Pesawat Asing
Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Kamis, 02 Juni 2011
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.