TENTARA Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara mengingatkan Amerika Serikat (AS) terkait embargo alat utama sistem persenjataan (alutsista). Menurut Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal Subandrio, embargo senjata selama tujuh tahun paska lepasnya Timor Timur pada tahun 1999 menjadi pengalaman berharga.
"Adanya peluang embargo menjadi pertimbangan dalam membeli senjata," kata Subandrio usai menghadiri peluncuran buku mantan KSAU Marsekal (purn) Saleh Basarah di Jakarta, Selasa (5/5).
Kriteria embargo ini juga diungkapkan Subandrio saat menerima kunjungan kehormatan Komandan Angkatan Udara AS di Asia Pacific Jenderal Carrol Chandler di Markas Angkatan Udara, Cilangkap, siang harinya.
KSAU mengatakan, AS telah mengerti pemberlakuan embargo membuat Indonesia berpaling ke negara lain. Dia mencontohkan pembelian satu skadron jet tempur Sukhoi dari Rusia. Dari sepuluh yang dipesan, telah hadir tujuh Sukhoi di markas Skadron 11, Pangkalan TNI AU (Lanud) Sultan Hasanuddin, Makasar. Begitu pula pembelian pesawat latih KO-Wong Bee dari Korea Selatan.
Dalam rencana pembelian pesawat baru, produk AS juga tak lagi diikutkan. Contohnya, Super Tucano asal Brasil yang digadang menggantikan OV-10 Bronco yang telah dikandangkan medio 2007 lalu. Pembelian dari AS praktis hanya suku cadang pesawat-pesawat lawas seperti F-16 dan Hercules.
"Karena itu, jangan main-main embargo lagi," kata lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1975 itu. Meski demikian, selepas embargo, hubungan pelatihan dan pendidikan perwira kedua negara pulih kembali.
"Pertukaran personel terus ditingkatkan," kata dia. Dari tingkat sekolah penerbang yang diisi perwira muda sampai sekolah komando dan staf yang berisikan perwira menengah.(Sumber : Jurnas)
TNI-AU Ingatkan AS Soal Embargo
Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Rabu, 06 Mei 2009
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.