Mahasiswa Institut Teknologi 10 November (ITS), Bachtiar Dumais Laksana (23 tahun) bersama Adhitya Whisnu Pratama dan Muhammad Iqbal membuat kendaraan taktis mini tanpa awak pertama, untuk keperluan militer.
Prototype tank robot yang dikendalikan remote control ini, dirancang, dirakit dan diproduksi oleh mereka bertiga dan diberi nama War-V1, dengan bendera perusahaan bernama BDL-Tech.
Prototype ini telah dilirik Kodam VI/Mulawarman di Balikpapan, dan Batalyon Kavaleri 8 Divisi Infantri 2 Kostrad di Bandung, Jawa Barat.
“Pengerjaan memakan waktu 13 bulan. Lengkap dengan desain, mekanik, rancang kendali elektronis. Kami dari awal mau menyusun perusahaan yang bergerak di bidang hankam dan pendidikan,” ujar Bachtiar, Senin (1/2/2016).
Pembuatan tank robot ini bermula dari hobi ketiganya di dunia militer. Dengan latar belakang lulusan elektro, sejak SMK mereka mulai mencoba merealisasikan mimpinya. Desain dan model tank berasal dari robot yang digunakan militer Jepang.
“Kemudian kami coba, nekat. Saya tanya ke Batalyon Kavaleri sampai Kodam. Ada tanggapan positif dari Kodam Mulawarman dan Batalion Kavaleri 8. Kendaraan ini hendak difungsikan sebagai back up di lapangan, sebagai sweeper atau penyapu, setelah infantri masuk, di back up unit ini. Sistem senjatanya kami sesuaikan dengan tujuan aplikasi,” ujarnya.
Bachtiar dan kedua rekannya belum mendapatkan bantuan dana dari pihak manapun. Pembelian komponen dan alat pendukung masih menggunakan modal pribadi.
Karena menggunakan dana sendiri, mereka sempat kesulitan memasang komponen yang lebih memadai, sebab, seluruh komponen yang diperlukan harus didatangkan dari China, dengan harga belasan juta rupiah.
“Kami disiplin elektro di bidang mekanik bergerak, kami belajar otodidak, makanya waktu desain belajar dari nol. Jadi masih gambar tangan mulai dari 2014,” ujar Bachtiar.
Kini, Bachtiar mengungkapkan ada beberapa pihak yang mau mensponsori tank buatannya. Tank ini juga akan menjadi bekal untuk menyelesaikan skripsi.
“Ada beberapa bagian saya ikutkan untuk judul skripsi, kalau lolos Kementerian Pertahanan rencananya akan mengucurkan dana, dari Menhan mungkin turunnya ke Dikti,” ujar Bachtiar.
Sumber : merdeka, militerhankam