
Komunikasi antar unit dalam laga pertempuran menjadi sesuatu yang menentukan. Tanpa keberadaan tactical radio yang memadai di lapangan, bisa dipastikan koordinasi tempur antar pleton dan regu bakal menjadi sulit. Boleh jadi bukan kemenangan yang didapat, justru pasukan pemukul bakal menjadi bulan-bulanan tembakan lawan.
Selepas digunakan oleh AS dalam kancah Perang Vietnam, masih di Asia Tenggara, PRC-77 juga digunakan sebagai tactical radio standar untuk unit tempur TNI, terutama bagi satuan infanteri TNI AD dan Korps Marinir TNI AL. Tidak diketahui jelas kapan pertama kali PRC-77 masuk ke Indonesia, yang jelas pada ajang pertempuran TNI vs Fretilin di tahun 1975 dan seterusnya, radio buatan JETDS (Joint Electronics Type Designation System) ini sudah beroperasi luas di tingkat satuan kompi/pleton dan pos-pos TNI dalam menghadapi Fretilin.
Bukti pentingnya PRC-77 bagi Fretilin dapat digambarkan dari kisah berikut ini, suatu hari ada radio PRC-77 yang rusak, kemudian dibawalah radio tersebut ke tempat service di kota kecamatan. Nah, entah bagaimana Fretilin mendapatkan info bahwa pos tersebut sedang putus jalur komunikasinya. Dengan kekuatan besar, kurang lebih 400 orang dengan 25 pucuk senjata campuran, pos terpencil di puncak bukit dikepung dan diserang habis-habisan. Seluruh bangunan pos hancur ditembak granat senapan Fretilin, seluruh personil pos yang berjumlah 12 bertahan mati-matian dengan munisi yang menipis.
Seperti halnya di Vetnam, keberadaan PRC-77 juga ampuh digunakan sebagai pemandu tembakan dari pesawat tempur. Istilah dalam militer disebut sebagai ground FAC (forward air control). Hal ini tergambar jelas dari paduan komunikasi antara pesawat OV-10F Bronco dengan unit infanteri TNI AD yang membutuhkan bantuan tembakan ke permukaan.
Dikutip dari buku “Operasi Udara di Timor-Timur” karya Hendro Subroto, penerbang Bronco, Lettu Pnb Kusnadi Kardi pernah mengatakan bahwa suatu ketika pesawat OV-10 dengan call sign ‘Kampret’ lewat diatas daerah yang dikuasai oleh Fretilin. Di radio VHF-FM pada pesawat terdengar suara, “Pret.. Pret..Pret..” Berarti pembicaraan radio dari pesawat ke ground FAC telah disadap dan sandi telah diuraikan oleh Fretilin. Bahkan pernah terjadi Fretilin juga memasang panel kuning di lapangan untuk menyesatkan helikopter yang akan mengirimkan logistik. Peristiwa itu dapat terjadi, karena pembicaraan antara helikopter dengan pasukan darat telah disadap lawan. Untunglah, penerbang helikopter melakukan cross check dengan AD, sehingga penyesatan itu tidak berhasil.
Selain OV-10F Bronco, A-4E Skyhawk, dalam operasi Seroja TNI AU juga mengerahkan jet latih tempur T-33A Bird. Jet asal AS ini awalnya tidak dipersenjatai, tapi kemudian dimodifikasi menjadi TA-33A dengan pemasangan dua laras senapan mesin kaliber 12,7 mm, yang masing-masing senapan dapat membawa 250 butir peluru. Selain itu, jet ini juga dilengkapi dengan dua bomb track yang mampu membawa beban seberat 50 kg, yang dapat digunakan untuk membawa peluncur roket LAU-86 dan bom udara.
Karena dioperasikan dari pesawat tempur, mutu pembicaraan radio darat ke udara melaului PRC-77 yang diterima biasanya kurang jernih akibat berbaur dengan suara kreseg-kreseg dan kadang-kadang hilang timbul. Hal ini disebabkan T-33 berkecepatan tinggi (590 mil/jam), sehingga dalam waktu singkat pesawat telah berada di luar jarak jangakauan radio VHF-FM di darat. Meski demikian, secara umum komunikasi antara PRC-77 di udara dengan PRC-77 di darat dapat memenuhi kebutuhan untuk koordinasi antara darat dan udara dalam suatu misi penerbangan tempur.
Saat ini unit-unit tempur TNI telah dibekali beragam tactical radio manpack jenis baru, namun PRC-77 bukan berarti pensiun, radio ini masih banyak dioperasikan oleh satuan TNI. Buktinya PRC-77 juga ikut ditampilkan dalam Pameran Alutsista TNI AD 2013 bukan Oktober lalu di lapangan Monas.

- Channels : 920 channels across two bands using 50 kHz steps
- Frequency Ranges : 30.00 to 52.95 MHz (Low Channel); 53.00 to 75.95 MHz (High Channel)
- Estimated Range : 8 km (5 mi) Dependent on conditions
- Power Output : 1.5 W to 2.0 W ttt
- Power Source : BA-4386/U, BA-398/U or BA-55984
- Antenna : AT-271A/PRC 10 ft (3.0 m) multi-section whip “Static” Whip-a-way
- Weight : 6,2 kg