Ardava.com


Home » , , , , , , , , » Tiongkok Siap Tanding Lawan Amerika Di Kelas Drone Pembunuh

Tiongkok Siap Tanding Lawan Amerika Di Kelas Drone Pembunuh

Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Minggu, 01 Mei 2016

Meskipun Musim Dingin Di Lebanon, Satgas Indobatt Tetap Tingkatkan KewaspadaanUntuk saat ini, AS memang unggul dalam peperangan drone, Reapers dan Predator telah menguasai langit di atas Timur Tengah. Tapi negara-negara lain juga memiliki program kendaraan tak berawak (UAV) dan masa depan bisa melihat akan ada adu balap drone antara Washington dan Beijing.

Dalam sebuah wawancara dengan outlet berita China Daily, Shi Wen, Kepala arsitek drone Academy of Aerospace Aerodinamika China mengatakan ada permintaan tinggi terhadap drone China.

“Total nilai kontrak [drone] yang kami tandatangani pada tahun 2015 bisa menjadi salah satu yang tertinggi dalam hal penawaran drone bersenjata yang dibuat tahun lalu di pasar internasional,” kata Shi, menambahkan bahwa kontrak senilai ratusan juta dolar AS.

Sebagian besar penjualan tersebut melibatkan drone bersenjata Cai Hong seri CH-3 dan CH-4 yang telah dijual ke 20 layanan militer di lebih dari 10 negara asing termasuk Arab Saudi, Pakistan, Myanmar, Nigeria, Irak, Mesir, dan Uni Emirat Arab.

Dengan kemampuan terbang di ketinggian menengah, memiliki daya tahan lama, dan biaya produksi yang rendah, membuat drone China lebih terjangkau dibandingkan pesaing internasional mereka.

“Kami percaya sebagian besar dari pengguna kami akan menggunakan drone untuk patroli perbatasan, mengintai target dan menyarang pemberontak atau teroris, yang biasanya memiliki senjata anti-pesawat kecil yang mampu menemak pesawat terbang pada ketinggian 3.000 meter dari permukaan tanah,” kata Shi.

“Oleh karena itu drone dengan ketinggian 5.000 meter sudah cukup tinggi untuk menjamin keamanan drone kami.”

Namun para ahli Amerika masih belum mengganggap drone Chai Hong sebagai ancaman serius terhadap drone mereka.

“Tanpa melihat apa yang terkandung ‘di bawah tenda,’ seseorang tidak bisa memastikan bagaimana kemampuan UAV ini,” kata Robert Michelson, Kepala insinyur Georgia Tech Research Institute kepada Defense News.

Dia menuduh Beijing telah membangun drone dari data yang dicuri dari Amerika Serikat dan Israel.

“Predator seri UAV dan IAI [Israel Aerospace Industries] tampaknya telah diadopsi untuk keluarga drone Cai Hong,” kata Michelson.

Tudingan Michelson bukan tanpa dasar. Awal bulan ini, AS menangkap Amin Yu 53 tahun dari Orlando, Florida yang secara ilegal mengekspor teknologi pesawat tanpa awak AS untuk industri milik negara China. Tetapi apapun itu China kini telah mencoba untuk bertanding melawan Amerika di kelas drone pembunuh.

Sumber : Jejak Tapak
Share this article :

Historia


Teknologi


Latihan


Arsip



banner ads banner ads

Translate


English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts


Pendidikan Pasukan Katak TNI-AL. "KOPASKA - Disegani, Dikagumi, Dihormati - Pasukan Elit Indonesia"[By CNN Indonesia]

Flag Counter
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Arsip Ardava - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger