Ardava.com


Jejak Soviet di Langit Garuda

Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Jumat, 29 April 2016

Jejak Soviet di Langit Garuda
Su 27 SKM TNI AU (Foto RAAF)
Angkatan Udara Indonesia pernah menjadi kekuatan yang ditakuti. Tidak hanya di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga di Asia bahkan di dunia.

Situasi itu terjadi pada era 1960an, ketika langit Indonesia diperkuat oleh pesawat-pesawat produksi Soviet. Kala itu Bung Karno sebagai pemimpin besar revolusi memang sangat anti Amerika hingga memilih untuk condong ke Soviet.

Keterikatan panjang itu yang sepertinya muncul kembali dalam beberapa decade terakhir. Setelah Amerika memutuskan untuk mengembargo penjualan alat militer, Indonesia kembali ke blok Rusia. Diawali dengan Su-27 Flanker dan kini berlanjut ke Su-30. Bahkan TNI AU ingin bisa segera mendapatkan SU-35 Flanker E.

Berikut pesawat-pesawat Soviet hingga Rusia yang pernah menjadi andalan Indonesia

1. Jet Tempur MiG Jejak Soviet di Langit Garuda
MiG-19 AURI

Jejak Soviet di Langit Garuda
Mig-15 AURI
Setelah Indonesia merdeka, Uni Soviet member hibah sejumlah pesawat tempur paling canggih kala itu. Tiga pesawat yang diberikan secara cuma-cuma yakni MiG-15, MiG-17, MiG-19 dan MiG-21. Secara spesifikasi, keempat pesawat ini tak memiliki kekuatan yang begitu jauh.

MiG-15 misalnya, pesawat ini memiliki panjang 10,07 meter dan lebar sayap 10,08 meter. Pesawat ini memiliki bobot kosong 3.630 kg dilengkapi mesin Klimov VK-1 sehingga mampu melesat dengan kecepatan maksimal 1.059 km per jam, dan menempuh jarak hingga 1.240 km.

Jejak Soviet di Langit Garuda
Mig-17 AURI
Tak kalah dengan pendahulunya, MiG-21 memiliki panjang 14,5 meter dan lebar sayap 7.154 meter ini memiliki bobot bersih 8.825 kg. Pesawat ini dilengkapi sebuah mesin Tumansky R25-300 yang membuatnya melesat hingga 2.175 km per jam dengan jarak tempuh 1.210 km.

Dari ketiga pesawat, masih ada satu pesawat yang tak kalah canggihnya, yakni Lavochkin La-11. Pesawat ini memiliki panjang lebih kecil dibanding empat pesawat MiG yang diterima Indonesia, yakni 8,62 meter dan lebar sayap 9,80 meter. Pesawat ini memiliki bobot kosong 2.770 kg. Pesawat ini dilengkapi mesin Shvetsov ASh-82FN yang dilengkapi pendingin udara serta fuel injection. Kecepatan yang mampu dicapai pesawat jenis hanya hanya 674 km per jam, namun bisa melesat hingga 2.235 km sejak lepas landas.

Jejak Soviet di Langit Garuda
MiG-21 AURI
2. Bomber Jejak Soviet di Langit Garuda
Tu-2 AURI

Jejak Soviet di Langit Garuda
Tu-16 AURI
Tak hanya mendapat pesawat tempur saja, Indonesia juga pesawat jenis bomber canggih. Ada tiga jenis pesawat bomber yang diterima Indonesia, yakni Tupolev Tu-2, Tu-16 dan Ilyushin Il-28. Dibanding Tu-16 dan Ilyushin Il-28, kemampuan tempur Tu-2 sudah terlihat saat berlangsungnya perang dunia kedua.

Secara spesifikasi, Tu-2 yang memuat 4 orang kru ini dibuat pada 1941-1948. Pesawat berbobot kosong 7.601 kg ini dilengkapi 2 mesin Shvetsov ASh-82 dengan kecepatan 528 km per jam. Kemampuan menjelajah pesawat ini hanya mampu mencapai 2.020 km.

Jejak Soviet di Langit Garuda
IL-28 AURI
Namun, pesawat ini mampu membawa bom seberat 9,000 kg. Tu-16 ini memuat 7 orang kru mulai diperkenalkan pada 1954 dan berhenti diproduksi tahun 1993. Pesawat berbobot kosong 37.200 kg ini dilengkapi 2 mesin Mikulin AM-3 M-500 dan mampu melesat hingga 1.050 km per jam, serta mampu menjelajah sampai 7.200 km.

Selain Tupolev, Indonesia juga menerima pesawat pembom dari pabrikan Ilyushin, yakni Il-28. Pesawat yang memuat 3 kru ini mulai diproduksi pada 1948 dan berhenti berdinas era 1980-an. Pesawat berbobot 12.890 kg ini dipasang 2 mesin Klimov VK-1A turbojets dan mampu melesat hingga 902 km per jam, dengan kemampuan jelajah hingga 2.180 km. Pesawat ini bisa membawa bom seberat 3.000 kg. 3. 2

3. Helikopter

Jejak Soviet di Langit Garuda
Mil Mi-4 AURI
Indonesia juga menerima sejumlah helikopter angkut dari Uni Soviet. Ada dua jenis heli yang diterima TNI AU ketika itu, yakni Mil Mi-4 dan Mi-6. Kedua heli ini merupakan kendaraan angkut paling modern yang dimiliki Indonesia.<.p>

Pembuatan Mi-4 dilakukan sebagai respon terhadap H-19 Chickasaw buatan AS yang dipakai selama berlangsungnya Perang Korea. Heli yang dibuat pada 1951 sampai 1979 ini pertama kali diperkenalkan kepada dunia saat berlangsungnya Soviet Aviation Day yang digelar di Tushino.

Secara karakteristik, Mi-4 ini bisa membawa 16 orang tentara atau mengantarkan kargo seberat 1.600 kg ke tempat tujuan. Untuk tenaganya, heli ini dilengkapi sebuah mesin Shvetsov ASh-82V radial engine sehingga mampu terbang dengan kecepatan 185 km per jam dan menempuh jarak sampai 500 km.

Jejak Soviet di Langit Garuda
Mil Mi-6 AURI
Berbeda dengan Mi-4, Mi-6 merupakan heli angkut berat. Jika di era modern, maka heli ini setara dengan Eurocopter AS 332 Super Puma milik TNI AU. Mi-6 diproduksi pada 1960 sampai 1981.

Pada eranya, heli ini dijuluki sebagai pesawat terbesar karena mampu memuat kargo hingga 12.000 kg. Dengan 2 unit mesin jenis Soloviev D-25V turboshaft heli ini memiliki kecepatan maksimal 300 km per jam hingga membuatnya disebut-sebut heli tercepat di dunia. Karena ukurannya yang besar, Mi-6 bisa menampung 90 penumpang atau 70 pasukan terjun payung.

4. Angkut Militer

Jejak Soviet di Langit Garuda
Antonov An-12 AURI
Indonesia juga mendapatkan dua jenis pesawat angkut personel. Kedua pesawat itu adalah Antonov An-12 dan Ilyushin Il-14. Khusus Antonov An-12, pesawat yang diproduksi 1957 hingga 1973 tidak jauh berbeda dengan Lockheed C-130 Hercules buatan Amerika Serikat<.p>

Namun, pesawat buatan Uni Soviet itu memiliki box pertahanan di bagian ekornya. An-12 ini mempekerjakan lima orang kru yang terdiri dari 2 pilot, teknisi, navigator dan operator radio. Pesawat ini mampu menampung hingga 60 orang penumpang, termasuk kendaraan tempur jenis BMD-1.

Jejak Soviet di Langit Garuda
Ilyushin Il-14 AURI
Pesawat berbobot kosong 28.000 kg itu dilengkapi 4 unit mesin Ivchenko AI-20L atau bisa juga dipasang mesin 4 mesin AI-20M turboprops. Kecepatan maksimal pesawat ini mencapai 777 km per jam dan mampu menempuh jarak hingga 5.700 km (full tank) atau 3.600 km jika seluruh badan pesawat terisi penuh.

Sedangkan Ilyushin Il-14 ini hanya dioperasikan empat orang kru dan mampu menampung hingga 32 orang penumpang. Pesawat berbobot kosong 12.600 kg itu dilengkapi 2 unit mesin Shvetsov ASh-82T 14 berpendingin udara berbentuk silinder. Kecepatan maksimal pesawat ini mencapai 417 km per jam dan mampu menempuh jarak hingga 1.305 km.

5. Jet Sukhoi

Jejak Soviet di Langit Garuda
Su-27SK/SKM TNI-AU
Setelah Amerika menjatuhkan embargo pada sekitar 1998 Indonesia mulai melirik Rusia untuk membeli peralatan tempur canggih dari negara tersebut. Pembelian pesawat ini berlangsung di era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri dengan sistem barter, Indonesia menawarkan produk-produk lokalnya untuk melunasi harga Sukhoi yang sangat tinggi.

Dua jenis pesawat yang dibeli Indonesia, yakni Su-27 dan Su-30. Su-27 terpasang radar jenis Phazotron N001 Myech yang berelasi dengan Pulse-Doppler yang bisa mencari, mengunci hingga menembak jatuh pesawat musuh. Jet tempur ini juga memiliki sistem OLS-27 yang mampu mendeteksi lawannya sejauh 100 km.

Secara spesifikasi, pesawat ini memiliki bobot kosong 16.380 kg. Sebagai penggerak, terdapat 2 unit mesin Saturn/Lyulka AL-31F turbofans ditambah tangki yang mampu memuat bahan bakar hingga 9.400 kg. Kecepatan maksimal yang dicapai pesawat ini mencapai 2.500 km per jam dan menempuh jarak sampai 3.530 km.

Jejak Soviet di Langit Garuda
Su-30MK/MK2 TNI-AU
Terdapat 5 pesawat jenis Su-27SK/SKM yang dimilik Indonesia saat ini. Sedangkan Su-30 dilengkapi dua mesin Saturn AL-31F afterburning yang membuatnya mampu melesat hingga 1.350 km per jam.

Dengan kapasitas tangki sebesar 5.270 kg, pesawat ini bisa menjalani 4,5 jam pertempuran udara dengan jarak tempuh 3.000 km. TNI AU memiliki 11 jenis Su-30MK/MK2 yang mulai berdinas sejak September 2013.

Sumber : Jejak Tapak
Share this article :

Historia


Teknologi


Latihan


Arsip



banner ads banner ads

Translate


English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts


Pendidikan Pasukan Katak TNI-AL. "KOPASKA - Disegani, Dikagumi, Dihormati - Pasukan Elit Indonesia"[By CNN Indonesia]

Flag Counter
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Arsip Ardava - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger