Hammond, yang mengambil alih jabatan menteri luar negeri dari William Hague pada bulan lalu, mengatakan kepada "Sunday Telegraph" bahwa pembunuhan itu harus dihentikan, dan mengatakan sangat prihatin dengan jumlah korban warga akibat operasi militer Israel di Gaza itu.
"Masyarakat Inggris memiliki rasa yang kuat bahwa situasi penduduk sipil di Gaza tidak bisa ditoleransi dan harus diatasi - dan kami setuju dengan mereka," katanya kepada surat kabar itu.
"Ini adalah pendapat luas masyarakat Inggris yang terasa sangat terganggu dengan apa yang mereka lihat di layar televisinya," tambahnya.
Mantan menteri pertahanan ini mengakui prihatin atas Hamas dan Israel, tetapi bersikeras bahwa mereka tidak boleh diizinkan untuk bersikap menjauh dari gencatan senjata kemanusiaan.
"Kita harus menghentikan pembunuhan itu," katanya kepada surat kabar itu.
Seorang juru bicara militer Israel pada Minggu mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya telah mulai menarik beberapa pasukan darat dari Jalur Gaza dan menarik lainnya, tetapi operasi melawan Hamas akan terus berlanjut.
Pernyataan itu disampaikan sehari setelah tentara Israel memberikan indikasi pertama untuk mengakhiri bagian dari operasi, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.700 orang.
Kantor Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Sabtu menuduh Pemimpin Partai Buruh oposisi Ed Miliband "bermain politik" setelah ia mengecam Cameron "diam" atas tindakan-tindakan Israel itu, demikian AFP.
"Akibat kebiadaban Israel itu, maka tidak ada lagi bangunan Graha Tahfidz Daarul Quran Indonesia serta Markas Tahfidz Daarul Quran Indonesia di Gaza," kata Ketua Daqu Cabang Gaza Abdillah Onim saat menghubungi Antara dari Gaza, Senin malam.
Onim yang mengkoordinasikan lembaga pendidikan anak-anak yang melahirkan penghafal Al Quran itu menjelaskan bahwa serangan biadab Israel dilakukan pada Minggu (2/8) tengah malam menjelang waktu Subuh.
"Lontaran roket puluhan ton dari pesawat jet F16 itu diiringi artileri, dengan sasaran adalah Masjid Umari di Jabalia, Gaza utara, " katanya.
Relawan Indonesia yang menetap di Gaza itu juga menjelaskan bahwa di dalam Masjid Umari tersebut terdapat markas tahfidz Daarul Quran indonesia di Gaza.
Tembakan roket Israel laknatullah itu juga menewaskan seorang muazin (orang yang mengumandangkan adzan).
"Muazin pada saat itu sedang berada di masjid untuk mengumandangkan adzan pertama untuk panggilan shalat Subuh," katanya.
Ia menjelaskan bahwa markas Tahfidz Daarul Quran Indonesia di Masjid Umari sudah diambil alih oleh pihak Daqu sejak juni 2013 dengan jumlah santri sebanyak 180 anak.
Usia santri berkisar antara 6 tahun hingga 19 tahun, baik pria maupun wanita.
"Dengan hancurnya bangunan, maka saat ini santri kami tidak punya tempat lagi untuk menghafal Al Quran dan menyelesaikan hafalan mereka," katanya.
Padahal, menurut Onim, sejak setahun lebih, aktivitas hafalan sangat lancar.
"Hafalan santri kami ada 5 juz, 10 juz, 25 juz bahkan ada yang sudah hafal 30 juz , dan hanya membutuhkan waktu setahun," katanya.
Meski bangunan hancur, kata dia, pihak Graha Daqu berkomitmen akan membangun kembali Graha Daarul Quran Indonesia di Gaza.
"Tentu, Insya Allah, itu semua dapat terjadi atas izin Allah SWT dan dukungan para donatur," katanya.
Ia menambahkan bantuan dan sedekah pembangunan Graha Daarul Quran Indonesia di Gaza dapat diberikan melalui PPPA Daarul Quran melalui rekening BCA 6030308059 dan CIMB Niaga Syariah 520 01 00384 006, atas nama Yayasan Daarul Quran Nusantara, melalui "Call Center" 500311 atau SMS 08170198828.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov juga mengatakan kepada mitranya, Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman, bahwa pihak-pihak yang bermusuhan "harus mencapai kesepakatan yang mengecualikan kembali ke kekerasan di mana warga sipil tak berdosa sebagian besar menderita", lapor AFP.
Pernyataan kementerian luar negeri Rusia tidak menyebutkan apakah Lavrov mengemukakan korban Palestina menderita selama tiga serangan terhadap sekolah yang dioperasikan PBB dan pusat-pusat pengungsi di Gaza, yang para gerilyawan dan sebagian besar pemimpin Barat menyalahkan pasukan Israel.
Moskow mendukung Palestina di era Soviet, tetapi menegakkan hubungan hangat dengan Israel dalam dua dekade terakhir.
Tetapi pengaruhnya di kawasan itu telah turun secara substansial dan Moskow tidak lagi memainkan peran mediasi penting antara kedua belah pihak.
Waktu 72 jam itu akan digunakan oleh perwakilan Israel dan Hamas untuk melakukan perundingan dengan kesepakatan jangka panjang di Kairo, lapor Reuters.
Sebelumnya sejumlah kelompok di Palestina, termasuk utusan dari Hamas dan Jihad Islam, bertemu dengan kepala badan intelejen Kairo pada Senin untuk menghentikan konflik yang telah berlangsung selama empat pekan itu.
Beberapa jam kemudian, anggota kabinet bidang keamanan dari pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setuju dengan usulan Mesir.
"Israel telah memberitahu Mesir mengenai persetujuan atas usulan gencatan senjata," kata seorang sumber dalam kantor perdana menteri yang memeinta dirahasiakan identitasnya.
Setelahnya, Hamas juga mengumumkan persetujuan atas hal yang sama.
"Hamas memberi tahu Mesir beberapa waktu lalu mengenai persetujuan atas masa tenang selama 72 jam," kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.
Israel sendiri memulai serangan ke Jalur Gaza yang dikuasai Hamas pada 8 Juli lalu untuk membalas serangan roket.
Akibat serangan udara dan darat itu 1.834 orang tewas, sebagian besar adalah warga sipil. Sementara Israel kehilangan 64 tentara dan tiga warga sipil.
Sejumlah usulan gencatan senjata yang diupayakan sebelumnya menemui kegagalan karena pihak yang berseteru terus menolak syarat yang diajukan musuhnya.
Usulan Mesir yang disepakati juga hanya bersifat sementara dan bertujuan untuk memberi waktu bagi Israel-Hamas untuk berunding selama 72 jam.
Sebelumnya pada Senin, pihak Palestina mengatakan bahwa Israel telah membom kamp pengungsian di Kota Gaza dan menewaskan anak berusia delapan tahun dan melukai 29 lainnya.
Militer Israel sendiri membantah telah melakukan serangan udara itu pada Senin. Mereka mengaku menghormati gencatan senjata kemanusiaan selama tujuh jam untuk memberi kesempatan pada para relawan menyerahkan bantuannya.
Di sisi lain, relawan kemanusiaan asal Inggris--yang saat itu tengah berada di perjalanan menuju rumah sakit untuk menyerahkan cadangan obat-obatan--diberitakan tewas pada Ahad saat Israel menyerang Rafah.
Israel sendiri mengatakan bahwa mereka telah mencapai target utamanya dalam operasi militer di darat karena telah menghancurkan terowongan bawah tanah Gaza.
Israel melancarkan serangan terhadap Hamas hampir empat pekan lalu menyusul lonjakan penembakan roket lintas perbatasan. Pejabat Gaza menyatakan 1.797 orang Palestina, kebanyakan warga, tewas, sementara Israel kehilangan 64 tentara dalam pertempuran dan tiga warga akibat penembakan oleh Palestina.
"Kami meninjau semua izin pengiriman ke Israel untuk memastikan bahwa kami pikir itu sesuai," kata wanita juru bicara Perdana Menteri David Cameron kepada wartawan. Keputusan penelaahan itu diambil pada pekan lalu, katanya.
Menurut laporan panitia parlemen Inggris pada bulan lalu, kontrak luar biasa disetujui pemerintah untuk pengiriminan penggunaan ganda atau barang ketentaraan ke Israel senilai lebih dari 7,8 miliar pound (Rp1,312 triliun), termasuk untuk memasok pelindung tubuh, sukucadang pesawat tak berawak, dan sukucadang peluru kendali.
"Keadaan saat ini jelas berubah jika dibandingkan dengan ketika beberapa izin diberikan dan kami meninjau izin itu terhadap keadaan saat ini, tapi belum ada keputusan," kata wanita juru bicara itu.
Partai Buruh, yang beroposisi, menuduh Cameron tidak mengutuk cukup kuat perilaku Israel, yang dibantah pemerintah, sebut Reuters.
Sedikitnya 10 orang tewas pada Minggu dalam serangan terkini atas sekolah Perserikatan Bangsa-Bangsa di Gaza selatan, yang melindungi pengungsi Palestina akibat gempuran gencar Israel, kata petugas kesehatan.
Juru bicara layanan darurat Gaza Ashraf al-Qudra menyatakan, puluhan orang terluka akibat serangan itu, yang terjadi di kota Rafah, yang berbatasan dengan Mesir.
Chris Gunness, juru bicara badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina (UNRWA), menyatakan sekolah itu menampung ribuan pengungsi, yang dipaksa meninggalkan rumah mereka oleh kekerasan di Gaza.
Itu kali ketiga dalam 10 hari sekolah badan dunia tersebut ditembaki dan terjadi empat hari sesudah peluru tank Israel menghantam sekolah di kota utara, Jabaliya, menewaskan 16 orang dalam serangan, yang dikutuk keras Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Serangan Israel terhadap sekolah kelolaan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jalur Gaza utara itu menewaskan perempuan, anak-anak dan petugas badan dunia itu.
Sebelumnya, sedikit-dikitnya 15 orang tewas dan 200 terluka oleh serangan Israel di sekolah kelolaan badan dunia itu di kota utara, Beit Hanun, yang menampung ratusan pengungsi.
Komentar tersebut disampaikan dalam pertemuan komite Gerakan Non-Blok untuk Palestina yang dihadiri oleh sejumlah menteri luar negeri dari negara-negara anggota Dewan Keamanan seperti Qatar, Kuwait, Oman, Venezuela, Bangladesh, Sudan, dan Uganda.
"Agresi biadab oleh rezim tentara pembunuh anak itu (Israel) terus dilakukan dengan kebijakan yang sengaja ditujukan untuk melakukan pembersihan etnis dan penghancuran infrastruktur, rumah, rumah sakit, sekolah, dan masjid," kata Rouhani di Tehran.
"Sikap diam badan-badan internasional, terutama Dewan Keamanan, untuk mencegah terjadinya kejahatan terhadap kemanusiaan oleh rezim Zionis itu harus dikecam," kata dia.
Iran sendiri adalah negara yang tidak mengakui keberadaan Israel dan secara terbuka mendukung kelompok-kelompok di Palestina yang bertujuan untuk melawan Israel.
Menjelang gencatan senjata sepihak, Israel pada Senin dini hari kembali melancarkan serangan di Gaza dan menewaskan 16 orang. Sampai saat ini, jumlah total korban sejak Juli adalah 1.829 nyawa.
Hanya beberapa menit menjelang gencatan senjata, seorang anak kembali terbunuh sementara 30 orang lain terluka akibat serangan di kamp pengungsian Kota Gaza, demikian badan keterangan badan medis.
Konflik yang telah berlangsung selama empat pekan itu juga menewaskan 64 tentara Israel dan tiga warga sipil (yang terkena ledakan roket).
Sebelum munculnya pernyataan keras Rouhani, pemimpin spiritual Iran Ayatullah Ali Khomeini pada pekan lalu juga menyebut tindakan Israel di Gaza sebagai genosida.
Rouhani sendiri pada Senin mengkritik "keterlibatan Amerika Serikat dan sejumlah anggota Dewan Keamanan lain" dengan Israel. Dia juga mendesak mobilisisasi internasional, termasuk dari negara-negara Gerakan Non-Blok, untuk "menghentikan kejahatan perang" Israel.
Israel sendiri beralasan bahwa penggunaan kekuatan militer diperlukan untuk menghentikan tindakan Hamas yang selama ini menembakkan rudal ke arah pemukiman Yahudi.
Pada bulan lalu ketua parlemen Iran, Ali Larijani, sempat mengatakan bahwa negaranya telah menyuplai Hamas dengan teknologi rudal yang digunakan untuk menembaki Israel.
"Harapan kita gencatan senjata kali ini bisa dipertahankan karena ini bukan pertama kalinya gencatan senjata diumumkan," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan PM Kepulauan Solomon Gordon Darcy Lilo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.
Marty menambahkan,"Harapan kita gencatan senjata ini bisa semakin langgeng karena menggunakan istilah jeda kemanusiaan."
"Seharusnya kita harus bergerak bukan hanya sifatnya sesaat tapi langgeng yang memerlukan upaya untuk lebih keras lagi dari PBB untuk memaksa suatu perdamaian di sana," katanya.
Sebelumnya, sebagai dikutip dari Reuters, Israel dan Hamas Senin menyepakati usulan Mesir untuk melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza selama 72 jam dimulai Selasa pukul 05.00 GMT (atau 12.00 WIB).
Waktu 72 jam itu akan digunakan oleh perwakilan Israel dan Hamas untuk melakukan perundingan dengan kesepakatan jangka panjang di Kairo.
Sejumlah kelompok di Palestina, sebelumnya, termasuk utusan dari Hamas dan Jihad Islam, bertemu dengan kepala badan intelejen Kairo pada Senin untuk menghentikan konflik yang telah berlangsung selama empat pekan itu.
Beberapa jam kemudian, anggota kabinet bidang keamanan dari pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setuju dengan usulan Mesir.
"Israel telah memberitahu Mesir mengenai persetujuan atas usulan gencatan senjata," kata seorang sumber dalam kantor perdana menteri yang meminta dirahasiakan identitasnya.
Setelahnya, Hamas juga mengumumkan persetujuan atas hal yang sama.
"Hamas memberi tahu Mesir beberapa waktu lalu mengenai persetujuan atas masa tenang selama 72 jam," kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.
Israel sendiri memulai serangan ke Jalur Gaza yang dikuasai Hamas pada 8 Juli lalu untuk membalas serangan roket.
Akibat serangan udara dan darat itu 1.834 orang tewas, sebagian besar adalah warga sipil. Sementara Israel kehilangan 64 tentara dan tiga warga sipil.
Sejumlah usulan gencatan senjata yang diupayakan sebelumnya menemui kegagalan karena pihak yang berseteru terus menolak syarat yang diajukan musuhnya.
Usulan Mesir yang disepakati juga hanya bersifat sementara dan bertujuan untuk memberi waktu bagi Israel-Hamas untuk berunding selama 72 jam.
Pada Senin (4/8), pihak Palestina mengatakan bahwa Israel telah membom kamp pengungsian di Kota Gaza dan menewaskan anak berusia delapan tahun dan melukai 29 lainnya.
Militer Israel sendiri membantah telah melakukan serangan udara itu pada Senin. Mereka mengaku menghormati gencatan senjata kemanusiaan selama tujuh jam untuk memberi kesempatan pada para relawan menyerahkan bantuannya.
Beberapa menit sebelum gencatan senjata itu dimulai pukul 08.00 waktu setempat (15.00 WIB), Hamas menembakkan roket-roket, menyebutnya untuk membalas "pembantaian" Israel. Sistem anti-rudal Israel menembak jatuh satu roket di Jerusalem, kata polisi.
Satu roket lainnya menghantam satu rumah di sebuah kota dekat Bethlehem di Tepi Barat yang diduduki negara Yahudi itu. Tidak ada korban dalam serangan itu.
Kendaraan lapis baja dan pasukan infantri Israel mundur dari Jalur Gaza menjelang gencatan senjata itu, dengan seorang juru bicara militer mengatakan tujuan utama mereka untuk memghancurkan terowongan-terowongan penyusupan lintas perbatasan telah selesai.
Pasukan dan tank-tank akan "digelar kembali dalam posisi pertahanan dekat Jalur Gaza dan akan mempertahankan posisi-posisi pertahanan itu", kata juru bicara Letkol Peter Lerner, yang mencerminkan kesediaan Israel untuk memulai kembali pertempuran jika diserang.
Di Jalur Gaza di mana sekitar setengah juta orang terlantar akibat pertempuran seru, beberapa warga yang membawa kasur dan bersama dengan anak-anaknya meninggalkan tempat-tempat penampungan PBB untuk kembali ke permukiman di mana seluruh bloknya hancur.
Duduk di gundukan puing-puing di pinggiran kota utara Beit Lahiya, Zuhair Hjaila, seorang ayah berusia 32 tahun dengan empat anak, mengatakan ia kehilangan rumahnya dan toko serba adanya.
"Ini benar-benar hancur," katanya. "Saya tidak pernah mengira saya akan dapat kembali untuk mengunjungi satu zona gempa."
Beberapa usaha gencatan senjata sebelumnya oleh Mesir dan negara-negara lain kawasan itu, yang diatur Amerika Serikat dan PBB, gagal menenangkan pertempuran Israel-Palestina yang terburuk dalam dua tahun ini.
Seorang pejabat Israel mengatakan dalam beberapa jam sebelum gencatan senjata diberlakukan, wilayah udara sipil di Tel Aviv ditutup sebagai satu tindakan berjaga-jaga terhadap serangan roket Gaza, dan keberangkatan dan kedatangan pesawat di Bandara Ben Gurion ditunda.
Para pejabat Gaza mengatakan perang itu telah menewaskan 1.834 warga Palestina, sebagian besar warga sipil. Israel mengatakan 64 tentaranya dan tiga warga sipil tewas sejak perang dimulai 8 Juli, setelah satu gelombangan serangan roket Palestina.
Israel diperkirakan akan mengirim delegasi pada perundingan gabungan di Kairo untuk memperkuat perjanjian lebih lama dalam gencatan senjata.
Untuk sekarang, Menteri Urusan Strategik Yuval Steinitz mengemukakan kepada Radio Militer Israel: " Tidak ada perjanjian-perjanjian. Seperti yang telah kami katakan, ketenangan akan dijawab dengan ketenangan."
Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kelompok Islam itu juga telah memberitahu Mesir "tentang disetujuinya gencatan senjata 72 jam " yang dimulai Selasa.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyambut baik gencatan senjata itu dan mendesak kedua pihak "melaksanakan sepenuhnya".
Juru bicara Deplu Jen Psaki menambahkan Washington akan terus berusaha membantu kedua pihak mencapai satu solusi berkesinambungan, dapat bertahan lama dan jangka panjang".
Usaha-usaha untuk mengubah gencatan senjata menjadi satu gencatan senjata abadi sulit, dengan kedua pihak tidak sepakat dengan sejumah tuntutan penting dan masing-masing pihak menolak tuntutan legitimasi pihak lain. Hamas menolak eksistensi Israel, dan berikrar akan menghancurkannya, sementara Israel mengecam Hamas sebagai satu kelompok teroris dan menolak segala hubungan dengan kelomok itu.
Selain gencatan senjata, Palestina menuntut diakhirinya blokade Israel terhadap Gaza dan pembebasan para tahanan Palestina termasuk yang ditahan Israel dalam tindakan keras Juni di Tepi Barat setelah tiga mahasiswa seminari Yahudi diculik dan dibunuh.
Israel menolak tuntutan-tuntutan itu di masa lalu.
Menteri Luar Negeri Palestina Riad al-Malki berencana akan mengunjungi Pengadilan Pidana Internasional di Den Haag, Belanda, Selasa, dalam usahanya melaporkan kasus kejahatan perang yang dilakukan Israel di Gaza.
Kedua pihak saling menuduh kejahatan perang selama serangan di Gaza, sementara membela tindakan-tindakan mereka sendiri sesuai dengan hukum internasional.
Sumber : Antara