"Menurut hemat saya harus dilakukan sebuah operasi yang benar-benar mengeleminasi atau benar-benar melenyapkan mereka (kelompok sipil bersenjata)," ujar Wakil Ketua Komisi I DPR, Mayjen (Pur) TNI Tubagus Hasanuddin, di Jakarta, Sabtu (19/7).
Mantan Sekretaris Militer Presiden RI itu menyatakan apa yang dilakukan kelompok itu sudah sangat membahayakan nyawa masyarakat sipil yang tidak berdosa. Diapun meminta pihak kepolisian dan TNI di Papua bekerjasama untuk melakukan langkah kongkret melindungi masyarakat Papua.
"Jangan ragu-ragu, kalau ini gerakan separatis maka TNI harus melakukan operasi. Kalau ini kriminal murni maka kepolisian bertindak. Jangan kemudian ditangani oleh TNI tidak, sama kepolisian pun tidak," tegasnya.
Lebih jauh Politisi PDI Perjuangan itu mengingatkan bahwa aparat keamanan di Papua harus memprioritaskan rasa aman dan damai masyarakat Papua. TNI dan kepolisian harus berkoordinasi penuh dan mengidentifikasi masalah secepatnya.
"Jangan bingung-bingung, ini menyangkut nyawa masyarakat Papua, kalau aparatnya sudah bingung bagaimana dengan keamanan rakyatnya?" Ujar Hasanuddin.
Diketahui sejumlah media massa melaporkan bahwa kejadian bermula pada Rabu (16/7) pukul 14.15 WIT, mobil lajuran Wamena-Mulia yang mengarah ke Kampung Kalome dan Kampung Dangobak, sedang membawa bahan sembako untuk masyarakat. Kendaraan lalu dihadang dan ditembaki oleh kelompok sipil bersenjata yang mengakibatkan korban sipil satu orang sopir meninggal di tempat dan 2 orang luka tembak. Selanjutnya empat mobil Mitsubishi Strada dibakar.
Korban yang meninggal dunia atas nama Kallo (30 tahun) terkena luka tembak di bagian kepala, Laksmana (24 tahun) terkena luka tembak di bagian lutut, serta satu orang yang terkena luka tembak di bagian pantat atas nama Bahar (40 tahun).
Kejadian terulang kembali pada Kamis (17/7), aksi penembakan terjadi di daerah Dugume Kabupaten Lany Jaya, sekitar pukul 17.10 WIT. Kali ini korbannya adalah masyarakat sipil yang berprofesi sebagai tukang ojek yang bernama Nasito (47 tahun), asal Probolinggo, yang meninggal dunia setelah diterjang peluru dari senjata api.
Saat itu Nasito mengantar penumpangnya dari arah Malagayneri menuju ke Tiom. Pada saat tiba di Kampung Dugume, yang bersangkutan ditembak di bagian leher belakang tembus ke pipi bagian kiri.(Sumber : Berita Satu)