Israel dan Hamas menyepakati permintaan PBB untuk menghentikan sebentar permusuhan diantara mereka atas dasar kemanusiaan, setelah serangan udara Israel membunuh empat anak-anak Palestina di pantai.
Kedua belah pihak mengumumkan jeda pertempuran sementara setelah serangan Israel yang bertujuan melumpuhkan lokasi peluncuran dan persembunyian roket Hamas kembali dilanjutkan setelah gagalnya proposal gencatan senjata yang diusulkan Mesir, Selasa lalu.
Menjelang jeda lima jam, yang dimulai 07.00 GMT, peperangan berlanjut Kamis pagi dengan Israel melakukan serangan udara, yang memasuki hari ke-10, dan menyebabkan jumlah korban jiwa mencapai 227 dan 1.678 mengalami luka-luka, demikian pernyataan tim medis Gaza.
Sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Gaza mengatakan lebih dari 80 persen diantara korban adalah warga sipil.
Sejak 8 Juli, para militan Hamas menembakkan lebih dari 1.200 roket ke arah Israel.
Angkatan bersenjata Kamis pagi mengatakan bahwa Israel telah melakukan 37 serangan tadi malam di Gaza, sementara tujuh roket ditembakkan dari Gaza, empat diantaranya mendarat di wilayah Israel dan sisanya berhasil dicegat oleh sistem pertahanan rudal Israel.
Kelompok militan Hamas yang menguasai Gaza, menolak usaha sebelumnya dari Mesir untuk melakukan gencatan senjata penuh, dan menyatakan itu tidak pernah didiskusikan.
Angkatan bersenjata Israel mengumumkan bakal menghentikan pemboman atas Gaza antara pukul 10.00 pagi hingga 03:00 sore hari Kamis, menyusul permintaan PBB untuk melakukan gencatan senjata atas dasar kemanusiaan.
Hamas kemudian menyusul, dengan menahan serangan.
“Faksi-faksi di Palestina sepakat untuk menerima tawaran dari PBB untuk mendinginkan situasi lapangan untuk lima jam sejak pukul 10.00 pagi ,“ kata juru bicara Hamas, Sami Abu Zukhri.
Di Kairo, para pejabat Hamas bertemu dengan pemimpin Mesir dan presiden Palestina untuk mencari cara penyelesaian diplomatik.
Situs berita Israel NRG menyatakan bahwa “perwakilan Israel” juga akan bergabung dalam musyawarah Kairo.
Presiden AS Barack Obama sebelumnya mendukung upaya Mesir untuk menjadi penengah gencatan senjata, dengan menawarkan dukungan diplomatik penuh dari Washington.
“Selama 24 jam, kami akan melanjutkan kontak dekat dengan para sahabat kami dan kelompok-kelompok di wilayah, dan kami akan menggunakan semua sumberdaya serta hubungan diplomatik kami untuk mendukung upaya meloloskan sebuah kesepakatan gencatan senjata,” kata dia.
Obama mengatakan bahwa meski dirinya dan dunia ”hancur hatinya“ oleh kematian warga sipil di Jalur Gaza, namun sekutu AS yakni Israel punya ”hak untuk membela diri dari teror serangan roket” atas warganya.(Sumber : dw.de)