BANDUNG - Produk persenjataan militer yang dihasilkan Indonesia kian diminati pasar luar negeri. Namun sayangnya ekspor produk persenjataan Indonesia yang dihasilkan oleh PT.Pindad ke sejumlah negara kerap menemui hambatan dari sisi aturan hubungan antarnegara.
”Kerja sama sudah semakin luas tapi yang namanya ekspor produk persenjataan itu tidak mudah. Karena harus melalui proses government to government (G to G) apakah itu terkait interkoneksi atau pengaturan budgeting,” ujar Kepala Divisi Persenjataan PT Pindad, Ade Bagja usai pertemuan dengan sejumlah perwakilan negara sahabat di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (5/4).
Sejumlah kendala itu menyebabkan proses ekspor memakan waktu hitungan bulan atau tahun. Padahal jelas Ade, kemitraan yang dijalin PT. Pindad saat ini telah mencapai level negara Asia, Amerika hingga Eropa.
”Pasar kami di luar negeri beberapa sudah berjalan baik seperti di kawasan Asia Tenggara, Australia dan Amerika,” katanya.
Produk persenjataan buatan Indonesia yang banyak diminati pasar asing itu antara lain untuk tipe Senapan Serbu (SS) II dan Panser Anoa 6 x 6.
Ade menambahkan, Pindad saat ini juga telah berhasil memproduksi tipe terbaru dari jenis senjata SS II tersebut. Perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu juga tengah mengembangkan produksi kendaraan tempur dan taktis.
”Pengembangan kendaraan tempur sedang dilakukan. Untuk itu kami juga sudah mempunyai prototipe kendaraan taktis 4 x 4,” katanya.(Sumber : Jurnas)