Phnom Penh, Kamboja - Negara-negara anggota ASEAN akan memulai membahas kode perilaku (code of conduct) terkait isu Laut China Selatan.
"Ada juga yang mengharapkan code of conduct bisa menyelesaikan konflik sehingga harus dikelola dan disepakati antarnegara ASEAN dulu," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa saat memberikan keterangan pers sebelum pembukaan KTT ASEAN ke-20 di Phnom Penh, Selasa pagi.
Menurut dia, kode perilaku seharusnya mengikat sehingga bila ada pelanggaran makan akan ada langkah yang bisa dilakukan untuk koreksi.
Ia menjelaskan saat Indonesia menjadi Ketua ASEAN ada dorongan untuk membuat kode etik dan kemudian pembahasannya bergerak ke pembahasan kode perilaku.
Dan bila pada masa lalu China menolak ikut serta maka kini China ingin ikut serta dalam pembahasan kode perilaku.
"Dalam pandangan Indonesia, harus ada posisi bersama negara-negara anggota ASEAN (dalam masalah itu-red) sebelum berunding, namun cukup bijaksana juga bila mendengarkan masukan dari Tiongkok," kata Marty.
Ia menambahkan, pembahasan mengenai aturan main itu masih berlangsung dan sangat dinamis dan ada beberapa usul pengaturan sederhana seperti kalau ada pertemuan antara dua kapal perang atau kapal nelayan dari negara yang berbeda di wilayah tersebut.
Lebih lanjut Marty menjelaskan, pembicaraan isu Laut China Selatan antarnegara anggota ASEAN dan antara ASEAN dan negara lainnya terus mengalami perkembangan dan akan dilanjutkan dalam pertemuan tahunan ASEAN tersebut.
"Di bawah kepemimpinan Indonesia (sebagai ketua ASEAN pada 2011-red), masalah itu jauh lebih positif. Kita mengetahui dahulu ada perhatian untuk kawasan tersebut namun diwarnai dengan ketegangan," katanya.(Sumber : Antara)