Jakarta - Pengadaan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) yang disebut-sebut berasal dari Israel ternyata telah dilakukan sejak 2006. UAV ini merupakan kebutuhan Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI. “Pengadan itu sudah kita mulai sejak 2006. Kita akan membeli satu paket tapi jumlah persisnya saya lupa,” kata Sekjen Kementerian Pertahanan (Kemhan) Marsekal Madya TNI Eris Herryanto usai menghadiri pertemuan Menhan RI dengan delegasi US-ASEAN Bussiness Council di Kemhan Jakarta, Rabu (8/2).
Eris mengakui proses pengadaan UAV ini tergolong lama. Karenanya Kemhan akan melakukan langkah-langkah strategis untuk mempercepat pengadaannya. Menurut dia, salah satu penyebab lambatnya pengadaan ini adalah belum ditetapkannya anggaran pengadaan tersebut. “Sekarang akan kami percepat (pengadaannya). Kami akan memotong penyebab kelambatan yang sebagiannya karena penetapan anggaran. Kami tidak bisa menandatanani kontrak jika tidak ada penetapan anggaran,” jelas Eris.
Eris menuturkan, UAV ini merupakan kebutuhan Bais TNI. Tapi karena merupakan alat utama sistem senjata (alutsista) wahana udara, pengadaannya diserahkan pada TNI AU sebagai operator. Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI Azman Yunus menyatakan pengadaan UAV ini baru diajukan pada Kemhan. “Belum ada proses yang berjalan. Kami masih menunggu Kemhan. Yang pasti sudah ada program untuk pengadaan PPTA itu,” kata Azman.(Sumber : Jurnas)