Ardava.com


Home » , » Menhan : Tidak Ada Lagi Kesepakatan Kerja Sama Pertahanan (DCA) Antara RI - Singapura

Menhan : Tidak Ada Lagi Kesepakatan Kerja Sama Pertahanan (DCA) Antara RI - Singapura

Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Kamis, 15 September 2011



Presiden SBY Terima kunjungan kehormatan Deputi Perdana Menteri Singapura
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) didampingi Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa (kiri) menerima kunjungan kehormatan Deputi Perdana Menteri Singapura yang juga merangkap Menteri Koordinator Keamanan Nasional dan Menteri Dalam Negeri Teo Chee Hean di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/9). (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/pd/11)


Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro, menegaskan bahwa tidak ada lagi pembahasan kesepakatan kerja sama pertahanan (Defence Cooperation Agreement/DCA) antara RI dengan Singapura yang ditandatangani kedua pemerintahan pada 2007.

Sesaat sebelum menerima kunjungan kehormatan Wakil Perdana Menteri (PM) Singapura, Theo Chee Hean, di Jakarta, Rabu, Punomo mengatakan kepada ANTARA News: "Tidak ada lagi pembahasan tentang itu."

Purnomo Yusgiantoro menuturkan, setiap kerja sama pertahanan yang dilakukan dengan sejumlah pihak harus ada kesepakatan pelaksanaannya (implementing arrangement).

"Ini kita belum menyepakati apa-apa. Jadi, tidak ada lagi kerja sama kesepakatan pertahanan itu," katanya.

Perundingan DCA (Defence Cooperation Agreement) antara Indonesia dan Singapura telah berlangsung sejak Juli 2005 selama tujuh kali putaran. Putaran terakhir dilaksanakan pada 5 - 6 Desember 2006 dengan menyepakati 13 pasal, dan empat pasal lainnya belum tercapai kesepakatan.

Pembahasan tersebut dilakukan paralel dengan pembicaraan mengenai ekstradisi antara dua negara dan selalu dikoordinasikan dengan pihak Departemen Luar Negeri, sehingga nantinya kerja sama pertahanan kedua negara dapat benar-benar mendukung kepentingan nasional Indonesia.

DCA akhirnya ditandatangani pada 27 April 2007 oleh Menhan kedua negara disaksikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong.

Dalam perjalanannya, kedua negara tidak dapat melaksanakan kesepakatan kerja sama itu secara mulus karena menuai kontroversi di masing-masing pihak, terutama menyangkut Implementing Arrangement (IA) Military Training Area (MTA) di Area Bravo yang berada di Kepulauan Natuna.

Kebuntuan terhadap beberapa pasal dalam DCA antara RI dan Singapura, antara lain berdampak pihak Singapura mengabaikannya dan tidak membahas lebih lanjut, terutama menyangkut ekstradisi.

Dalam pertemuan bilateral sekira 15 menit di Kantor Kementerian Pertahanan RI pada Rabu ini, wakil pemerintahan kedua negara itu juga tidak membahas tentang kemungkinan DCA dibahas kembali.

Para pihak hanya berbincang tentang perkembangan kerja sama yang telah dijalin kedua negara selama ini, khususnya dalam bidang pertahanan.

Bahkan, Chee Hean mengaku kagum dengan pembangunan kekuatan pertahanan Indonesia dalam industri pertahanan, baik yang dilakukan secara mandiri maupun yang bekerjasama dengan sejumlah negara, seperti Korea Selatan dan Serbia.(Sumber : Antara)

Share this article :

Historia


Teknologi


Latihan


Arsip



banner ads banner ads

Translate


English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts


Pendidikan Pasukan Katak TNI-AL. "KOPASKA - Disegani, Dikagumi, Dihormati - Pasukan Elit Indonesia"[By CNN Indonesia]

Flag Counter
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Arsip Ardava - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger