Ardava.com


Home » » TNI Jajaki Kemungkinan Penempatan Satu Kapal Komando di Perairan Somalia

TNI Jajaki Kemungkinan Penempatan Satu Kapal Komando di Perairan Somalia

Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Jumat, 06 Mei 2011



Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (kanan) bersama KASAL Laksamana TNI Soeparno
Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (kanan) bersama KASAL Laksamana TNI Soeparno memberikan keterangan seputar pembebasan sandera KM Sinar Kudus di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (2/5).


Jakarta - Tentara Nasional Indonesia menjajaki beragam kemungkinan untuk menangani pembajakan kapal berbendera Indonesia di kawasan perairan Somalia, salah satunya dengan menempatkan satu kapal komando di wilayah itu.

"Kemungkinan kedua, kita tempatkan satu personel pengamanan di setiap kapal berbendera indonesia yang akan melintasi wilayah perairan Somalia," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan, penempatan kapal komando atau personel pengamanan di setiap kapal berbendera Indonesia yang melintasi perairan sangat dimungkinkan namun itu harus dilakukan melalui pertimbangan yang matang.

"Salah satunya, frekuensi kapal-kapal berbendera Indonesia yang melintasi perairan Somalia. Apakah efektif kita menempatkan kapal komando dibandingkan dengan frekuensi kapal berbendera Indonesia yang melintasi perairan Somalia, atau efektifkan dengan menempatkan satu personel pengamanan di setiap kapal berbendera Indonesia. Ini akan kita kaji," kata Agus menambahkan.

Tentang kemungkinan Indonesia bergabung dalam satuan tugas maritim di Somalia atau Combined Task Force One Five One (CTF 151) yang diketuai Singapura, Panglima TNI mengatakan," pihaknya sudah mengirimkan dua orang perwira menengahnya ke dalam CTF 151,".

"Keberadaan perwira kita di gugus tugas itu terbukti efektif terutama untuk pengamanan kapal-kapal berbendera Indonesia yang melintasi perairan Somalia. Bahkan mereka membantu secara intensif keberadaan satgas TNI dengan CTF dalam proses pembebasan kapal MV Sinar Kudus," katanya.

Agus menuturkan, keberadaan CTF hanya untuk mengamankan jalur pelayaran di Teluk Aden.

"Jadi sepanjang jalur pelayaran itu dijaga oleh pasukan multinasional, dimana kapal-kapal yang melintas di kawasan itu harus melalui titik tertentu yang sudah dijamin keamananya oleh mereka. namun belum ada pembahasan bagaimana menyelesaikan kapal-kapal yang dibajak," kata Agus.

Ia menambahkan, perlu ada kesepakatan dari sejumlah negara yang kapalnya kerap dibajak perompak Somalia untuk mengatasi pembajakan itu.

"Tentu kita harus bersama-sama untuk mengatasinya dengan persetujuan Dewan Keamanan PBB," ujar Panglima TNI.

Sejumlah negara yang kapal niaganya kerap dibajak oleh perompak Somalia, kini mengantisipasinya dengan bergabung dengan CTF 151 atau menyertakan kapal militer untuk mengawal.

Mabes TNI Kaji Penempatan Pasukan di Teluk Aden


Ilustrasi Pembebasan Sandra Oleh Pasukan Denjaka
Ilustrasi Pembebasan Sandra Oleh Pasukan Denjaka


Drama penyanderaan kapal MV Sinar Kudus kini sudah usai. Kedepan Pemerintah akan mengkaji apakah akan menempatkan pasukan TNI di perairan Teluk Aden dekat perairan Somalia atau hanya mengawal kapal Indonesia yang akan berlayar ke perairan tersebut.

"Mabes TNI akan mengkaji apakah layak menempatkan pasukan di sana atau hanya menyertakan pasukan pengawal saja untuk kapal Indonesia yang akan berlayar di sana," kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menjawab pertanyaan wartawan tentang rencana TNI ke depan dalam mengatasi masalah pembajakan di Somalia di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (2/5).

Agus mengatakan beberapa negara telah melakukan kebijakan untuk mengawal kapal-kapal milik negaranya yang melintas di perairan Somalia. Ke depan, pemerintah akan menghitung frekuensi kapal Indonesia yang melintas di perairan tersebut. "Nanti akan dibahas opsi mana yang akan dipilih," ujarnya.

Sampai saat ini, lanjut Agus, masih banyak kapal negara lain yang belum dibebaskan. Menurutnya, ada kebersamaan dengan negara lain jika Indonesia ingin menyelesaikan kasus pembajakan tersebut.

"Kita bisa menyelesaikannya bersama-sama dengan mengamankan jalur pelayaran. Sebetulnya sudah ada pasukan multinasional yang ditempatkan pada titik tertentu untuk menjamin keamanan, namun belum ada pembahasan penyelesaian bila kapal dibajak. Semoga ini dapat dibahas oleh Dewan Keamanan PBB," ungkapnya.

Sekadar diketahui, Angkatan Laut sejumlah negara bergabung untuk berpatroli di Teluk Aden, yang terletak di Laut Arab antara Yaman dan Somalia, guna memberantas bajak laut Somalia. Kawasan itu terkoneksi dengan Laut Merah dan merupakan bagian penting dari rute pelayaran di Terusan Suez. Sebanyak 21 ribu kapal lewat daerah itu setiap tahun.

Singapura, Korea Selatan dan Malaysia yang memiliki riwayat membebaskan sandera dari perompak Somalia juga turut dalam pasukan gabungan internasional itu. Sehingga mereka cepat bereaksi bila ada kapal dari negara mereka yang dibajak.(Sumber : Antara, Detik)

Share this article :

Historia


Teknologi


Latihan


Arsip



banner ads banner ads

Translate


English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts


Pendidikan Pasukan Katak TNI-AL. "KOPASKA - Disegani, Dikagumi, Dihormati - Pasukan Elit Indonesia"[By CNN Indonesia]

Flag Counter
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Arsip Ardava - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger