Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) belum dapat menambah order pengadaan unit pesawat CN 235 atau kontrak komponen lain, selama perseroan tidak menyediakan penawaran paket pinjaman keuangan kepada maskapai penerbangan, seperti yang berkembang di China.
Ini ditambah perseroan masih membukukan defisit kas, sehingga sulit menawarkan model financing. Demikian disampaikan Direktur Keuangan dan Aircraft Integration PTDI, Budiman Saleh di gedung DPR, Jakarta, Kamis (26/5/2011).
"Kelemahan kita, tidak bisa memberi paket pinjaman keuangan. CHina juga pakai paket finansial. PT DI cari sumber pendanaan. PT DI tidak mampu, kalau tidak ada pendanaan, ekuitas kita masih negatif," jelasnya kepada detikFinance, usai RDP dengan Komisi VI.
Untuk dapat bersaing dalam penambahan kontrak, PT DI dan juga perseroan industri penerbangan harus menyetorkan dana minimum penawaran. Nilainya sekitar 5-10% dari total kontrak.
"Kalau kita tambah kontrak, ada advance payment, kan butuh dana sekitar 5-10% dari kontrak," jelasnya.
Untuk itu, perseroan saat ini hanya fokus pada pemenuhan kontrak yang sudah didapat. Nilainya mencapai Rp 2,5 triliun.
Order pesawat diantaranya datang dari Korea untuk pengadaan 2 unit CN 235. Juga pesanan pesawat jenis yang sama untuk TNI AL.
"Kami juga ada kontrak komponen untuk bagian pesawat Airbus 320, dan Airbus 380. Untuk ambil kontrak lebih banyak, kita tidak berani lakukan," tuturnya.(Sumber : Detik)
Home »
Industri Pertahanan
» PT DI Mengakui Kalah Modal dan Strategi dari China
PT DI Mengakui Kalah Modal dan Strategi dari China
Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Jumat, 27 Mei 2011
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.