Terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat diyakini membawa suasana baru di Washington. Suasana baru tersebut diharapkan nantinya juga berlaku untuk berbagai kebijakan politik dan militer luar negeri, khususnya terhadap Indonesia.
"Namun apapun harapannya, kita tidak bisa paksa pemerintah AS, terlebih anggota kongres yang terkenal vokal terhadap TNI, meninggalkan kepentingan nasionalnya," ujar mantan kepala staf teritorial TNI Letjen (Purn.) Agus Widjojo kepada mediaindonesia.com di Jakarta pada Selasa (12/5).
Untuk meraih simpati dari pemerintah AS, Agus menyatakan bahwa hal tersebut tidak bisa terlepas dari sikap anggota kongres yang cukup vokal terhadap TNI. "Yang paling penting adalah bahwa militer Indonesia mampu meyakinkan pemerintah Obama bahwa militer Indonesia sudah sejalan dan merupakan mitra penting bagi pemerintahan AS," ujar Agus sembari menyatakan kentalnya hubungan militer AS dan Indonesia dengan kepentingan politik.
Hal tersebut dikarenakan militer Indonesia dinilai Agus telah menjawab berbagai masalah yang selama ini dipersoalkan oleh pemerintah AS baik eksekutif maupun kongres, seperti masalah akuntabilitas TNI.
"TNI telah memperbaiki akuntabilitasnya dengan kini berubah menjadi tentara profesional yang memusatkan perhatian pada pertahanan nasional sesuai dengan ketentuan kewenangan dalam konstitusi," tutur Agus.
Tantangan kedepannya adalah TNI haruslah semakin meyakinkan bahwa dirinya sudah berubah sesuai prinsip-prinsip demokrasi, baik dalam kewenangan maupun dalam perilaku dan akuntabel terhadap semua kesalahan yang dilakukan di masa lalu. Tak hanya itu, Agus juga berharap TNI mampu menunjukkan kinerja sesuai dengan tuntutan standar internasional.
Ditanyakan mengenai perbedaan kepemimpinan Obama dibanding kepemimpinan Bush, Agus mengakui bahwa memang kedekatan emosional Obama dengan Indonesia menjadi salah satu indikator besarnya perhatian Obama terhadap Indonesia.
"Namun harus diingat juga bahwa ciri dari pemerintahan demokrat adalah menekankan penegakkan isu HAM, lingkungan, demokratisasi, dan mereka melakukan hal itu dengan softpower, dengan lebih memilih jalur lembaga swadaya masyarakat," ungkap Agus.
"Ini merupakan tantangan bagi Obama, apakah dapat mempengaruhi sikap vokal anggota kongres yang juga berasal dari partai asal Obama, yakni partai Demokrat atau tidak?" pesan Agus.(Sumber : Media Indonesia)
Era Baru Hubungan Militer AS dan Indonesia
Written By http://arsipardava.blogspot.com/ on Rabu, 13 Mei 2009
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.